Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 7.235 orang tampak antusias menikmati kejuaraan sumo yang perdana digelar di Indonesia bahkan di Asia Tenggara untuk menyaksikan pertarungan 40 pegulat sumo terbaik, di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu hingga Minggu (25/8).

Hal ini karena suasana di Istora Senayan tampak sedikit berbeda. Penonton tidak hanya menyaksikan sebuah pertandingan sumo tetapi beberapa ritual yang kental budaya Jepang.

Di tengah-tengah arena indoor Istora terdapat Dohyo (arena lingkaran tempat pegulat bertarung). Di sekitar Dohyo, digelar matras yang diberikan alas bantal untuk penonton. Sehingga penonton harus melepas sepatu mereka dan duduk khas orang Jepang.

Tetapi penonton yang didominasi orang Jepang itu juga bisa menempati tribun. "Kejuaraan sumo pernah digelar di Amerika, Korea, dan China tetapi dalam sejarah belum pernah digelar di Asia Tenggara. Ini langkah awal dalam sejarah sumo di Indonesia dan Asia. Penonton di sini merupakan peserta pertama dalam ejang yang sangat historis ini," kata Pimpinan Gotanda Denshi Shouji, Yoshida Takuji, yang menjadi promotor kejuaraan ini.

Kejuaraan Sumo yang biasanya berlangsung 15 hari kali ini digelar cukup dua hari tanpa mengurangi tradisi sebelum pertandingan dimulai.

Penonton disuguhkan hiburan dari penampilan belasan anak-anak yang mencoba menantang tiga pegulat sumo. Penonton dibuat terbahak-bahak saat anak-anak yang ukuran tubuhnya sangat jauh lebih kecil itu diangkat dengan mudahnya oleh para pegulat sumo.

Tidak hanya itu, penonton juga masih dihibur dengan pertunjukan eksibisi sumo yang penuh jenaka.

Acara selanjutnya, seluruh pegulat sumo memasuki arena pertandingan atau disebut dohyo iri. Kemudian, dilakukan ritual dua pegulat sumo peringkat terbaik (Yokozuna) satu persatu melakukan gerakan seperti shiko.

Acara dilanjutkan dengan perkenalan dasar-dasar sumo oleh dua pegulat. Penonton diperkenalkan dengan jurus-jurus sumo seperti mendorong dan mengangkat serta aturan-aturan sumo termasuk larangan di sumo memukul lawan.

"Saya senang sekali. Meskipun orang Jepang, ini pertama kali saya menonton sumo," kata salah satu penonton Eriko Yoshidama, asal Tokyo.

Menurut Eriko, kejuaraan sumo digelar sekitar enam kali dalam setahun di Jepang. Namun, harga tiket kejuaraan sumo jauh lebih mahal di Jepang ketimbang di Indonesia dengan beda harga mencapai dua kali lipat.

"Pertunjukannya sangat menarik. Biasanya saya hanya melihat di televisi, tetapi justri di Indonesia saya bisa menonton langsung sumo," tambah Eriko yang bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jakarta itu.

Pada hari pertama kejuaraan sumo internasional ini, pegulat sumo peringkat Ozeki, Kisenosato, keluar sebagai pemenang dengan mengalahkan pegulat unggulan peringkat tertinggi, Hakuho dan Harumafuji.

Wakil Presiden Boediono yang turut menyaksikan pertandingan memberikan hadiah kepada Kisenosato didampingi Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo.

Sebelumnya, dilakukan terlebih dahulu ritual upacara penyucian arena pertandingan menggunakan sebuah busur. Nantinya busur tersebut akan diserahkan kepada pemenang.

Selain itu, penonton juga dapat menikmati segala macam makanan khas Jepang serta beberapa asesoris.
(M047)

Pewarta: Monalisa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013