Kita lakukan bagaimana caranya agar air tanah ini dapat dikendalikan, oleh karena itu pendekatan terhadap Jakarta sebenarnya lebih kepada perbaikan lingkungan
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menerapkan pendekatan perbaikan lingkungan terkait pengendalian air tanah di Jakarta.

"Kita lakukan bagaimana caranya agar air tanah ini dapat dikendalikan, oleh karena itu pendekatan terhadap Jakarta sebenarnya lebih kepada perbaikan lingkungan. Kita tidak mungkin menghentikan penggunaan air tanah tanpa pemerintah menyediakan air bersih yang bisa digunakan oleh masyarakat," ujar Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah di Jakarta, Kamis.

Menurut Zainal Fatah, pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall) memang sudah direncanakan sejak lama dan Jakarta akan tenggelam (Jakarta sinking) merupakan sebuah fenomena yang terjadi dikarenakan penurunan permukaan tanah akibat masyarakat menggunakan air tanah secara berlebihan.

"Itu yang diduga dan dari pengamatan yang dilakukan apakah dari ITB maupun Jepang, itu memang terjadi penurunan tanah di Jakarta," katanya.

Saat ini Kementerian PUPR menjalankan penyediaan air baku tambahan dari Bendungan Jatiluhur dan Bendungan Karian.

Kalau air baku ini sudah terdistribusi dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Jakarta dan sekitarnya, terutama yang berlokasi di wilayah utara maka pemerintah kota Jakarta harus sudah mulai mengurangi ekstrasi air tanah.

Untuk mengantisipasi bahwa permukaan tanah Jakarta sudah di bawah permukaan air laut, maka Kementerian PUPR membangun stasiun pompa air Ancol Sentiong untuk membantu agar air yang berada di daratan bisa dibuang.

Kalau dibiarkan saja maka tidak bisa keluar karena permukaan air laut sudah lebih tinggi dibandingkan permukaan tanah Jakarta sehingga dibangunlah tanggul pantai.

Dalam pendekatan perbaikan lingkungan di Jakarta ada yang namanya tanggul pantai untuk menahan air laut yang pasang, sehingga dibutuhkanlah stasiun pompa.

"Mudah-mudahan dengan sistem ini sudah cukup sehingga kita tidak perlu lagi membangun tanggul laut raksasa, tapi kalau sistem tersebut tidak berfungsi maka kita harus membangun tanggul laut raksasa. Jadi dilakukan secara bertahap," kata Zainal Fatah.

Baca juga: Menko Airlangga tegaskan ada studi ekologi untuk “giant sea wall”
Baca juga: Ganjar dukung Prabowo percepat pembangunan "giant sea wall" di Jawa

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024