Agar PMT tepat sasaran harus ada monitoring dan evaluasi  berkala
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Abdul Aziz meminta pemerintah provinsi mengevaluasi pemberian makan tambahan (PMT) bagi balita untuk menurunkan angka stunting di ibu kota.

“Agar PMT tepat sasaran harus ada monitoring dan evaluasi  berkala,” ucap Aziz kepada wartawan di Jakarta, Jumat.

Aziz menuturkan perlunya Pemprov DKI Jakarta memastikan agar  program tersebut tepat sasaran. Bahkan, bisa mempercepat penurunan angka stunting (tengkes).

Selain itu, lanjut dia, perlunya sinergi melalui program ‘Jakarta Beraksi’ yang dilakukan dengan memberi asupan makanan yang dimasak oleh kader posyandu.

Makanan tersebut sudah ditimbang sesuai dengan kebutuhan gizi balita yang mencakupi karbohidrat, protein, dan serat.

Dia menyatakan setidaknya ada enam aspek yang perlu dilakukan sebagai komitmen jangka panjang dan kolaborasi dari semua pihak untuk penurunan stunting.

“Memastikan anak-anak mendapatkan akses terhadap makanan bergizi yang cukup,” ungkapnya.

Lalu, peningkatan promosi dan edukasi gizi dengan meningkatkan kesadaran masyarakat melalui kampanye promosi tentang pentingnya gizi yang baik.

“Termasuk manfaat menyusui eksklusif, pemberian MP-ASI yang tepat waktu dan bergizi, serta pentingnya konsumsi makanan sehat dan seimbang,” tambahnya.

Kemudian, menurut dia, kualitas dari pelayanan kesehatan juga harus ditingkatkan, peningkatan akses air bersih dan sanitasi yang baik, serta kolaborasi dan koordinasi lintas sektor.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta siap menyalurkan PMT secara berkelanjutan dengan anggaran Rp46 miliar di tahun 2024.

Berdasarkan laman https://stunting.jakarta.go.id/ tercatat sebanyak 39.793 balita dengan permasalahan gizi per Januari 2024.

Sebelumnya, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebutkan Gerakan Anak Sehat: Bersama Cegah Stunting melalui inisiasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menjadi salah satu upaya pencegahan stunting sejak dini di DKI Jakarta.

"Gerakan ini dicanangkan untuk meningkatkan sinergi lintas sektor dan memberi wadah yang mengundang partisipasi masyarakat dalam pencegahan stunting sejak dini," kata Heru di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa.
Baca juga: Jaksel targetkan 615 anak stunting punya orang tua asuh pada 2024
Baca juga: Uskup Agung Jakarta soroti masalah stunting dalam misa Natal
Baca juga: Mewujudkan generasi emas lewat gemar makan ikan

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024