Banda Aceh (ANTARA News) - Gempa tektonik berkekuatan 5,0 pada skala Richter, Rabu (2/8) dini hari, kembali mengguncang wilayah Meulaboh, ibukota Kabupaten Aceh Barat, namun tidak menimbulkan kepanikan di kalangan masyarakat. Kepala Kelompok Teknisi (Kapoksi) pada Stasiun Geofisika Mata Ie, Aceh Besar, Eridawaty, kepada ANTARA di Banda Aceh, Rabu, menyebutkan gempa yang terjadi pukul 00,26 WIB itu pusatnya berada sekitar 58 KM sebelah barat laut kota Meulaboh. Gempa yang tercatat sekitar 1,5 menit itu berada pada koordinat 4,66 lintang utara (LU)-96,04 bujur timur (BT) dengan kedalaman sekitar 33 KM, namun dirasakan masyarakat di kota Banda Aceh antara II-III Modifiel Marcelly Intensity (MMI). Menurut Eridawaty, gempa di dekat Meulaboh termasuk gempa susulan dengan pusatnya tidak bergeser dari gempa utama lalu yang berkekuatan 8,9 SR yang disertai bencana tsunami, 26 Desember 2004, yakni sebelah barat daya Banda Aceh. Gempa susulan dengan magnitude lemah hingga kini masih sering terjadi, namun sebagian masyarakat tidak merasakannya, yakni rata-rata di bawah 4,0 pada skala richter. Dikatakannya, gempa susulan yang terjadi sejak pukul 00.00 WIB hingga pagi ini (Rabu) sudah tercatat pada seismograph Mata Ie, Aceh Besar, sebanyak 25 kali, yang enam kali di antaranya gempa tele (jauh) dengan kekuatan 5,7 SR. Sedangkan gempa yang tercatat sebanyak 19 kali dengan magnitut antara 3,0 sampai 3,5 SR, sehingga kebanyak masyarakat tidak merasakannya, terutama bagi mereka yang dalam kesibukan melakukan aktivitas. "Kalau gempa tele terjadi di luar Provinsi Aceh, termasuk ketika terjadi tsunami di pantai selatan Jawa beberapa waktu lalu, namun getarannya tidak dirasakan masyarakat di Aceh, tapi tetap terekam pada alat pencatat gempa di Mata Ie," demikian Eridawaty. (*)

Copyright © ANTARA 2006