Muara Teweh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah menetapkan status tanggap darurat bencana banjir yang melanda wilayah kabupaten setempat akibat meluapnya Sungai Barito dan anak sungainya yang sudah memasuki hari keempat.  

"Status tanggap darurat bencana banjir mulai hari ini selama 14 hari ke depan atau sampai 1 Februari 2024," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Barito Utara, Simamoraturahman di Muara Teweh, Jumat.

Menurut dia, penetapan status tanggap darurat bencana banjir tersebut berdasarkan masukan dan saran dari beberapa instansi terkait.

“Ada pertimbangan-pertimbangan yang disampaikan Penjabat Bupati, kalau bisa Barito Utara di posisi tanggap status darurat bencana banjir. Namun kita harus mempersiapkan segala sesuatunya dalam beberapa hari ke depan,” kata dia.  

Dia mengatakan pihaknya menyiapkan segala sesuatunya dalam rangka status keadaan tanggap darurat, karena masalah siaga dan tanggap darurat tentunya ada berapa hal yang harus disiapkan.

"Kita harus siapkan salah satunya adalah bagaimana kita menangani warga masyarakat yang terdampak, khususnya dalam menyalurkan bantuan pangan kepada mereka," kata Mora panggilan akrabnya.

Penjabat Sekretaris Daerah Barito Utara Jufriansyah mengatakan pihaknya telah menggelar rapat koordinasi untuk menetapkan status tanggap darurat bencana banjir daerah ini.

"Sesuai petunjuk dari pimpinan bahwa pada hari ini kita melaksanakan rakor untuk menetapkan status keadaan, posisi dan keadaan darurat bencana banjir di Barito Utara,” katanya.

Dia mengatakan, beberapa hari terakhir ini banjir di Barito Utara sudah meluas di beberapa kecamatan di daerah setempat dan ada beberapa warga Barito Utara yang sudah terdampak musibah banjir ini, sehingga pemerintah daerah perlu mengambil langkah-langkah dalam menghadapi kondisi ini.

"Informasi terakhir di daerah hulu atau wilayah Kabupaten Murung Raya kondisi air sudah surut dan mereka sudah menetapkan status tanggap darurat. Dan kondisi terakhir kondisi air sudah mulai menurun, dan otomatis airnya akan mengalir ke daerah hilir (Barito Utara),” kata Jufriansyah.

Banjir yang melanda tujuh dari sembilan kecamatan di Kabupaten Barito Utara ini sejak Selasa (16/1) merendam 43 desa dan kelurahan dengan warga yang terdampak mencapai 11.745 kepala keluarga atau 40.067 jiwa. Sedangkan bangunan rumah warga yang terendam sebanyak 7.247 bangunan dan fasilitas umum seperti fasilitas kesehatan dan pendidikan 104 unit.

Baca juga: BNPB: Banjir di Barito Selatan membuat 15.268 jiwa terdampak

Baca juga: Pemkab Barito Utara programkan pengentasan desa kesulitan sinyal

Baca juga: Barito Utara alokasikan dana Pilkada 2024 sebesar Rp36,61 miliar


 

Pewarta: Kasriadi
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024