Bandung (ANTARA News) - Para awak bus reguler non Patas (cepat terbatas) untuk jalur Jakarta dari dan ke sejumlah kota di Jawa Barat mengeluhkan sepinya penumpang akibat semakin banyaknya bus-bus cepat yang beroperasi di jalur tersebut. Asep Firman (30) misalnya, seorang awak bus reguler jurusan Tasikmalaya - Bekasi ditemui di Bandung, Rabu, mengaku uang setorannya sering kurang atau tidak mencapai target karena penumpang sepi. Menurutnya, jalur Ciamis/Tasikmalaya - Bandung - Purwakarta - Karawang - Bekasi - Jakarta - Tangerang saat ini didominasi oleh ratusan bahkan ribuan bus cepat. "Kecuali hari-hari tertentu seperti Lebaran dan Tahun Baru, penumpang bus reguler non patas jurusan ini tak pernah penuh, dan tempat duduk yang terisi 50-70 persen saja sudah beruntung, itu pun jaraknya pendek-pendek (penumpang jarak dekat)," kata Asep. "Terminal Tasikmalaya itu merupakan terminal pemberangkatan, hampir ke semua jurusan ada di sana, dan penumpang saat ini lebih memilih bus cepat daripada yang reguler," katanya. Hal sama diungkapkan oleh Aidil (34), awak bus Aladdin yang mengatakan bahwa perbedaan ongkos tidak berpengaruh dan calon penumpang lebih memilih bus cepat. Ongkos jurusan Tasikmalaya - Bekasi misalnya untuk bus reguler Rp26 ribu, sedangkan bus cepat Rp35 ribu dan penumpang memilih menggunakan bus cepat, ongkosnya lebih mahal Rp9 ribu. "Kadang kami hanya bisa setor Rp150 ribu saja, dan kami sendiri digaji oleh perusahaan. Kalau misalnya berdasarkan pendapatan harian, mungkin kita tidak bisa makan," kata Herry (20), awak angkutan lainnya.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006