Paris (ANTARA News) - Pasar-pasar saham utama Eropa sebagian besar jatuh pada Senin, karena kurangnya data baru kembali mengarahkan mata investor ke kapan Fed AS dapat mulai mengurangi stimulusnya, kata para dealer.

Dengan perdagangan di London ditutup untuk hari libur bank pada Senin, perdagangan sangat tipis dengan hanya laporan pesanan barang tahan lama suram dari AS yang menggerakkan sentimen, lapor AFP.

"Pasar berada pada tingkat yang sulit untuk dikalahkan tanpa beberapa berita bagus," kata Olivier Noel dari Turgot Asset Management di Paris.

Indeks DAX 30 di Frankfurt bertambah 0,22 persen menjadi 8.435,15 poin, sementara indeks CAC 40 di Paris merosot 0,06 persen menjadi 4.067,13 poin.

Bursa Madrid turun 0,42 persen menjadi 8.649,00 poin, sementara, indeks utama di bursa Milan menukik 2,10 persen menjadi 16.977,76 poin.

Penurunan terjadi setelah ekonom AS Nouriel Roubini memperingatkan bahwa ketidakstabilan di Italia atas masa depan Silvio Berlusconi bisa memicu pemilihan lebih awal pada tahun depan dan membebani negara itu di pasar keuangan mulai pekan ini.

Pemerintahan Perdana Menteri Enrico Letta perlu memutuskan pada Sabtu bagaimana reformasi pajak properti yang sangat tidak populer, yang oleh Partai Pembebasan Rakyat Berlusconi ingin dihapuskan sama sekali. Pendukung Berlusconi telah mengatakan mereka bisa menjatuhkan pemerintah jika mereka tidak mendapatkan jalan mereka.

"Skenario yang paling mungkin kami adalah pemilu pada awal 2014 tapi kita tidak mengecualikan lebih cepat dari itu. Pasar beralasan dengan cara yang sama," Roubini mengatakan dalam sebuah wawancara dengan harian La Repubblica.

Perbedaan, atau spread antara suku bunga obligasi 10 tahun Italia dan Jerman melebar menjadi 241 basis poin (2,41 persen) -- sebuah tanda meningkatnya kekhawatiran.

Pekan lalu, mata uang dan utang negara-negara berkembang (emerging market) berada di bawah tekanan baru karena para pedagang bertaruh tentang berakhirnya pelonggran moneter Fed 85 miliar dolar AS per bulan.

Rupee India, rupiah Indonesia, lira Turki dan rand Afrika Selatan semua jatuh pada minggu lalu, dan Brasil mengumumkan tindakan baru untuk mendukung mata uang real.

Dalam kegiatan valuta asing Senin, euro merosot menjadi 1,3368 dolar dari 1,3381 dolar pada akhir Jumat, sementara dolar jatuh menjadi 98,66 yen dari 98,71 yen sebelum akhir pekan.

Sterling menguat terhadap euro, dengan setiap pound dibeli 1,1642 dari 1,1631 euro pada Jumat, namun melemah terhadap dolar, menjadi 1,5574 dolar dari 1,5584 dolar.

Rubel Rusia secara luas stabil -- tetapi masih rendah -- terhadap mata uang AS setelah jatuh pada pekan lalu, dengan satu dolar dihargai 33,0148 rubel dari 32,9918 rubel pada Jumat.

Pada Senin, pemerintah Rusia memangkas proyeksi pertumbuhan tahun ini menjadi 1,8 persen dari perkiraan 2,4 persen.

Sementara itu lira Turki jatuh, dengan satu dolar dihargai 1,9938 lira dari 1,9914 lira, sementara rand Afrika Selatan merosot menjadi 10,3249 per dolar dari 10,2438.

Gejolak yang mempengaruhi mata uang negara berkembang mendorong Menteri Keuangan Afrika Selatan Pravin Gordhan menyerukan aksi internasional yang lebih besar untuk bisa mengatasi turbulensi.

Saham AS naik pada Senin karena para pedagang mengabaikan laporan pesanan barang tahan lama yang mengecewakan.

Pasar berbalik lebih tinggi setelah dibuka dekat garis datar. Di perdagangan tengah hari, Dow Jones Industrial Average naik 0,17 persen, indeks Standard & Poor`s 500 naik 0,27 persen dan indeks komposit teknologi Nasdaq naik 0,58 persen.

Pasar Asia sebagian besar ditutup sedikit lebih tinggi pada Senin, menggemakan kenaikan moderat di Wall Street dan di Eropa pada akhir pekan lalu setelah penurunan penjualan pasar perumahan AS mengurangi kekhawatiran pengurangan stimulus lebih awal.

Sydney ditutup naik 0,23 persen dan Seoul naik 0,95 persen, sedangkan saham Tokyo mengakhiri sesi 0,18 persen lebih rendah karena para dealer melakukan ambil untung.


Penerjemah: Apep Suhendar

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013