Jakarta (ANTARA) - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengkaji ulang penataan pedagang di kawasan Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan.

“Dipetakan sajalah kalau hanya untuk penyewaan tikar dan makanan maka coba itu diakomodir,” kata Prasetyo kepada wartawan di Jakarta, Minggu.

Prasetyo menuturkan saran ini diusulkan usai menerima pengaduan pedagang terkait larangan berjualan di kebun binatang yang terletak di kawan Ragunan tersebut.

Menurut dia, ada puluhan pedagang tikar, makanan maupun minuman yang sudah berjualan di dalam area Taman Margasatwa Ragunan sejak tahun 1900-an.

Karena itu, dia meminta jajaran eksekutif membuat kartu identitas (ID Card) untuk para pedagang sehingga aktivitas berjualan bisa berjalan tertib.

Baca juga: Pengunjung puas terhadap pelayanan Taman Margasatwa Ragunan 

Dengan adanya kartu identitas bisa menjadi data jumlah pedagang dan mengantisipasi masuknya pedagang secara liar di dalam area tersebut.

“Nanti dikasih ID, kalau yang tidak resmi tidak bisa masuk dan berjualan sesuai area yang telah ditetapkan," katanya.

Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota (Distamhut) DKI Jakarta Bayu Meghantara menyatakan, pihaknya segera mengevaluasi penataan pedagang di kawasan Taman Margasatwa Ragunan.

“Nanti kami coba evaluasi dengan sesuatu yang baru, ini pekerjaan rumah kita ya, perlu menciptakan kebersamaan di antara warga sekitarnya,” kata Bayu.

Baca juga: Viral gorila lempar kayu, Pengurus Ragunan: protes karena diganggu

Bayu menjelaskan tidak diizinkannya sekumpulan pedagang di kawasan tersebut dilatarbelakangi Taman Margasatwa Ragunan merupakan kawasan konservasi.

“Saya sampaikan bahwa Taman Margasatwa Ragunan adalah kawasan konservasi sehingga harus dijaga ekologinya," katanya.

Taman Margasatwa Ragunan terletak di Jakarta Selatan memiliki luas 147 hektare serta dihuni lebih dari 2.009 ekor satwa dan terdapat lebih dari 20.000 pohon.
 
Lahannya tertata dan terbangun serta sebagian lagi masih dikembangkan menuju suatu kebun binatang yang moderen sebagai identitas Kota Jakarta.

Pewarta: Luthfia Miranda Putri
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024