Banda Aceh (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta warga Aceh agar tetap mewaspadai potensi banjir dan bencana hidrometeorologi lainnya dalam tiga hari ke depan, meskipun mulai memasuki masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau.

Prakirawan BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Nofrida Handayani Sodik, di Aceh Besar, Senin, mengatakan masa peralihan dari musim hujan ke kemarau di wilayah Tanah Rencong itu diperkirakan terjadi hingga Maret mendatang, dan kemudian baru memasuki musim kemarau.

“Potensi intensitas hujan derasnya pada masa peralihan secara umum sudah mulai berkurang, namun tetap diwaspadai karena perubahan cuaca saat musim peralihan bisa terjadi secara tiba-tiba,” kata Nofrida.

Ia menjelaskan, secara umum pada tiga hari ke depan, prakiraan cuaca di wilayah Aceh cerah berawan. Namun, terdapat potensi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat, disertai petir di beberapa wilayah paling barat Indonesia itu.

Baca juga: BMKG minta warga di pantai barat selatan Aceh waspadai cuaca ekstrem

Hal itu, lanjut Nofrida, disebabkan adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia barat Aceh yang mengakibatkan terbentuknya daerah belokan angin (shearline) dan daerah perlambatan angin (konvergensi) di sebagian wilayah Aceh.

“Kondisi tersebut dapat mendukung proses konvektif pada skala lokal dan meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Aceh,” ujarnya.

Beberapa wilayah berpotensi hujan ringan hingga lebat itu, yakni Kabupaten Aceh Selatan, Aceh Timur, Aceh Tamiang, Subulussalam, Aceh Tengah, Aceh Barat, Pidie Jaya, Langsa, Gayo Lues, dan Sabang.

Oleh sebab itu, BMKG meminta warga agar selalu berhati-hati saat beraktivitas di luar ruangan terutama saat berkendara ketika dalam keadaan hujan.

Baca juga: BMKG keluarkan peringatan dini gelombang tinggi

“Apabila terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai angin kencang, warga agar menjauh dari daerah seperti sungai, pantai, danau, waduk, dan lainnya, serta menghindar dari tanah rawan longsor serta pohon yang rawan tumbang,” ujarnya.

Di sisi lain, ia menambahkan, kondisi gelombang laut di perairan Aceh masih tergolong rendah hingga sedang dalam tiga hari ke depan yakni 0,5-2,5 meter. Kendati demikian, BMKG mengeluarkan peringatan dini terkait gelombang laut tinggi di beberapa wilayah perairan Aceh.

Beberapa perairan itu di antaranya wilayah perairan utara Sabang, perairan barat Aceh, dan Samudera Hindia barat Aceh yang mencapai tinggi gelombang laut 2,5 meter. Sementara daerah perairan penyeberangan Banda Aceh-Sabang dan penyeberangan Meulaboh-Sinabang berpotensi gelombang laut mencapai 1,25 meter.

Oleh karena itu, BMKG meminta agar selalu waspada terhadap gelombang laut yang tinggi, terutama untuk wilayah yang memiliki potensi gelombang tinggi.

Baca juga: Sejumlah provinsi diprakirakan alami hujan disertai angin kencang

“Penyedia jasa penyeberangan dan nelayan diminta tidak memaksakan untuk berlayar maupun melaut, apabila terjadi gelombang tinggi dan potensi cuaca ekstrem di wilayah perairan. Di laut atau wilayah perairan perubahan cuaca terjadi lebih fluktuatif dibanding di daratan,” ujarnya.

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024