Ancaman kekuatan Barat penjajah tidak membuat kita takut, karena rakyat Suriah memiliki tekad, yaitu tidak akan tinggal diam jika dihina."
Damaskus (ANTARA News) - Perdana Menteri Wael al-Halqi pada Rabu mengatakan Suriah akan menjadi "kuburan para penyerang" jika tentara negara asing melakukan campur tangan.

Ia juga menuduh Barat mencari-cara alasan untuk melancarkan serangan, lapor AFP.

Suriah akan memberi kejutan kepada para penyerang, seperti yang terjadi pada perang Yom Kippur 1973, yaitu ketika pasukan Arab membuat Israel lengah, dan menjadi "kuburan para penyerang", katanya.

"Ancaman kekuatan Barat penjajah tidak membuat kita takut, karena rakyat Suriah memiliki tekad, yaitu tidak akan tinggal diam jika dihina," kata Halqi seperti dikutip stasiun televisi pemerintah.

Wakil Menteri Luar Negeri Faisal Muqdad, sementara itu, mengatakan Barat telah mendorong para pemberontak anti-pemerintah untuk menggunakan gas beracun dan di saat yang sama menyalahkan pemerintah sebagai alasan untuk melancarkan tindakan campur tangan Barat.

"Kelompok teroris menggunakan gas sarin di sejumlah daerah di negara ini... dengan mendapat dorongan dari Amerika, Inggris dan Prancis," katanya kepada para wartawan.

"Dorongan negara Barat ini harus dihentikan karena dengan membela para teroris ini... kelompok-kelompok ini akan segera mengarahkan persenjataan kimia terhadap rakyat Eropa."

Mugqdad mengeluarkan pernyataan itu setelah melakukan pertemuan dengan utusan PBB urusan perlucutan senjata, Angela Kane.

Kane merupakan ketua tim pemeriksa senjata PBB yang telah berada di Suriah sejak 18 Agustus.

Duta besar Suriah untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Bashar al-Jaafari, mengatakan kepada kantor berita pemerintah SANA bahwa para pemberontak telah menggunakan senjata kimia untuk mengundang campur tangan dari Barat.

Halqi juga menuding Barat "mengarang" alasan untuk melancarkan aksi militer terhadap Suriah atas terjadinya serangan kimia mematikan pekan lalu, di mana para pemberontak dan pemerintah saling menuding kesalahan terhadap satu sama lain.

"Negara Barat, dimulai dengan Amerika Serikat, mencari-cari skenario dan alasan palsu untuk melakukan campur tangan secara militer di Suriah," kata PM Suriah itu.


Penerjemah: Tia Mutiasari

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013