Astronot Jepang akan pimpin stasiun luar angkasa internasional

  • Kamis, 29 Agustus 2013 07:52 WIB
Cape Canaveral (ANTARA News) - Astronot Koichi Wakata dari Japan Aerospace Agency (JAXA) Exploration akan memimpin pos penelitian orbital di Stasiun Luar Angkasa Internasional pada bulan Maret tahun 2014.

Wakata (50) akan menjadi astronot Jepang pertama yang memimpin misi manusia di luar angkasa. Dia akan berangkat menuju posnya pada bulan November bersama dua astronot veteran dari Amerika Serikat dan Rusia.

"Hal ini sangat berarti bagi Jepang karena salah satu warganya akan memimpin Stasiun Luar Angkasa Internasional," kata Wakata dalam konferensi pers di Johnson Space Center, Houston.

"Ini juga merupakan pencapaian luar biasa bagi Jepang...untuk dapat mengalami ini," kata dia seperti dikutip Reuters.

Pada 2009 lalu, Wakata menjadi astronot pertama dari Jepang yang hidup di tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional, sebuah laboratorium penelitian luar angkasa senilai 100 milyar dolar AS yang terbang 400 kilo meter di atas Bumi.

Jepang, sebagai salah satu dari 15 negara partisipan dalam pembangunan stasiun tersebut, merupakan penyedia laboratorium paling besar dan paling lengkap bernama Kibo. Selain itu, Jepang juga penyedia pesawat kargo yang menyuplai stasiun.

Sementara Wakata, yang pernah menjadi bagian dari dua misi pesawat ulang alik NASA, saat ini sedang menjalani pelatihan untuk penerbangan keempatnya bersama astronot NASA Rick Mastracchio dan kosmonot Rusia Mikhail Tyurin, keduanya berusia 53 tahun.

Mastracchio, salah seorang astronot paling berpengalam dari NASA yang turut ambil bagian dalam tiga misi pesawat ulang alik, untuk pertama kalinya akan menjalani perjalanan ruang angkasa berdurasi lama. Sementara bagi Tyurin, ini adalah untuk ketiga kalinya dia akan tinggal di stasiun yang jauh dari Bumi.

Tongkat kepemimpinan di Stasiun Luar Angkasa Internasional biasanya hanya bergulir bagi astronot Amerika Serikat dan kosmonot Rusia. Orang pertama dari luar dua negara tersebut yang berhasil memimpin stasiun adalah warga Belgia, Frank De Winne, pada 2009 lalu.

Saat ini, Stasiun Luar Angkasa Internasional dipimpin oleh astronot Kanada Chris Hadfield.

Wakata, yang lahir di Saitama, memegang gelar sarjana muda di bidang teknik aeronautik, master dalam mekanika terapan dan doktor bidang teknik luar angkasa di Universitas Kyushu. Sebelum dipilih menjadi astronot pada 1992, dia bekerja sebagai insinyur struktur pesawat.

Dua perjalanan luar angkasa pertama Wakata, pada Januari 1996, dan Oktober 2000, merupakan bagian dari misi pesawat ulang alik NASA. Dia adalah warga Jepang pertama yang tinggal di stasiun dari Maret sampai Juli 2009.

Saat kembali ke stasiun pada November, dia akan bekerja sebagai insinyur penerbangan sebelum menjadi kepala stasiun pada Maret.

Penerjemah: GM Nur Lintang Muhammad

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013

Komentar

Komentar menjadi tanggung-jawab Anda sesuai UU ITE.

Berita Terkait