Jakarta (ANTARA News) - Indonesia memiliki sumber daya manusia yang mumpuni dalam industri game, namun banyak yang memilih bekerja di luar negeri dibandingkan berkarya di tanah air, kata Wendy Vega, CEO PT. Megindo Tunggal Sejahtera dalam jumpa media Indonesia Game Show 2013 di Jakarta, Kamis.

"Oleh karena itu kami menggelar lagi Game Developer Award di IGS 2013 agar masyarakat tahu bahwa kita juga punya pengembang game lokal," ujarnya. "Dengan ini saya berharap agar mereka mau berkarya untuk Indonesia."

Game Developer Award adalah bagian dari IGS pada 6-8 September 2013 di Cendrawasih Hall Jakarta Convention Center Senayan. GDA memberi kesempatan kepada pengembang game lokal untuk unjuk gigi memamerkan karyanya di hadapan para juri.

"Eksposur ini yang penting, mereka punya kans untuk mendapat sponsor atau game buatan mereka dibeli karena terbukti berkualitas karena jurinya merupakan orang yang memang terlibat di dunia game," kata Afo Mikami, Product & Website Manager PT. Megindo Tunggal Sejahtera

Para finalis akan mempresentasikan karyanya di hadapan para juri, yaitu Shuji Utsumi dari Q Entertainment Jepang yang telah melahirkan permainan populer seperti "Sakura Wars" dan "Kingdom Hearts", Ketua Asosiasi Game Indonesia Andi Suryanto, dan Intan R. Mutiaz dari Digital Media FSRD Institut Teknologi Bandung.

Beragam kategori penghargaan dibagi menjadi dua kategori besar, pengembang game amatir dan pengembang game profesional.


Pembagian kategori diharapkan dapat memperluas kesempatan bagi pengembang game yang masih amatir.  "Kalau berhadapan dengan profesional di satu kategori tentu kesempatannya kecil sekali untuk menang," jelasnya.



Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013