Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan seorang warga meninggal dunia dalam musibah banjir yang melanda wilayah Kabupaten Halmahera Selatan, Provinsi Maluku Utara.

"Berdasarkan laporan dari Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, sebanyak 147 kepala keluarga atau 471 jiwa terdampak dan satu orang meninggal dunia terseret banjir di Desa Sumae," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan yang disiarkan di Jakarta, Selasa.

Abdul mencatat melalui laporan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Halmahera Selatan, Aswin Adam, bahwa hujan dengan intensitas tinggi terjadi pada Minggu (21/01) pukul 16.30 WIT, mengakibatkan meluapnya aliran sungai yang kemudian membanjiri wilayah Desa Sumae, Desa Amasing Kota Utara, dan Desa Amasing Kali di Kecamatan Bacan.

Kerugian materil meliputi sebanyak 69 unit rumah terdampak, satu unit fasilitas pendidikan rusak dan satu talud roboh.

BPBD Halmahera Selatan telah melakukan pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat terdampak bencana, di antaranya memberikan makanan siap saji kepada para korban banjir.

Baca juga: Kalimantan Tengah tetapkan Status Tanggap Darurat Banjir

Baca juga: BNPB: Bantuan petani gagal panen akibat banjir dipercepat via Himbara


Bantuan tersebut langsung tersalur kepada para korban di beberapa wilayah terdampak. Guna memperlancar koordinasi dengan sektor terkait untuk mendukung penanganan darurat bencana, BPBD sudah mengaktivasi Posko Penanganan Bencana.

Menurut laporan yang diterima dari Aswin, Abdul mengatakan banjir sudah berangsur surut. Untuk antisipasi banjir susulan, BPBD melakukan sosialisasi kepada warga terdampak bencana. Dikhawatirkan akan terjadi banjir susulan di mana masih mungkin hujan turun dengan intensitas sedang dan tinggi.

Selain curah hujan yang tinggi, pemantauan BPBD terdapat luapan air yang menggenangi pemukiman penduduk karena buruknya penataan drainase.

Prakiraan cuaca dari BMKG, wilayah Kabupaten Halmahera Selatan pada Rabu (24/1) cuaca cenderung berawan dan hujan, sedangkan pada Kamis (25/1) kondisi cuaca cerah dan berawan.

"Melihat faktor penyebab banjir, BNPB mengimbau kepada pemerintah daerah tentang perlunya perbaikan drainase dengan revitalisasi saluran-saluran air maupun gorong-gorong di wilayah rawan banjir. Normalisasi dan perkuatan talud atau penahan tebing sungai penting untuk dilakukan guna mencegah terjadinya banjir," kata Abdul.

Baca juga: Disdikbud Kapuas Hulu liburkan 109 sekolah akibat banjir

Baca juga: Pemkab Barito Selatan tetapkan status tanggap darurat bencana banjir

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024