Ekonomi AS berekspansi lebih cepat dari perkiraan
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah kembali tertekan terhadap dolar AS pada Jumat pagi sebesar 155 poin seiring dengan ekonomi Amerika Serikat yang mengalami pertumbuhan.

Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat pagi bergerak melemah sebesar 155 poin menjadi Rp11.075 dibanding sebelumnya di posisi Rp10.920 per dolar AS.

"Ekonomi AS berekspansi lebih cepat dari perkiraan, dengan tumbuh 2,5 persen pada semester I tahun ini didorong dari lonjakan ekspor serta penurunan angka klaim pengangguran, sehingga hal itu mengangkat mata uang dolar AS," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, di Jakarta, Jumat.

Ia menambahkan kondisi itu telah mengembalikan ekspektasi bahwa bank sentral AS (the Fed) akan mulai mengurangi stimulus keuangannya pada September mendatang.

"Data-data itu menjadi kabar baik bagi mereka yang mengharapkan pengurangan stimulus keuangan AS pada bulan September mendatang," kata dia.

Menurut dia, untuk mempertahankan nilai tukar rupiah bergerak stabil, pemerintah harus mampu menekan defisit "current account" yang telah membuat mata uang rentan terhadap tekanan.

Pengamat pasar uang PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong menambahkan keputusan Bank Indonesia menaikan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Kamis (29/8) merupakan hal yang tepat dan dibutuhkan untuk dapat mencegah keterpurukan rupiah serta menjaga kestabilan mata uang.

Namun pemerintah juga diharapkan menjaga inflasi agar tidak terlalu tinggi. Jika inflasi bisa lebih rendah maka tekanan rupiah akan berkurang.

"Pada faktor internal, mengontrol inflasi juga cukup penting," kata dia.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013