Beijing (ANTARA) - China dan Nauru resmi memulihkan hubungan diplomatik melalui penandatangan komunike bersama dimulainya kembali hubungan resmi pemerintahan kedua negara.

"Hari ini, Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan Menteri Luar Negeri dan Perdagangan Nauru Lionel Rouwen Aingnimea menandatangani komunike bersama tentang dimulainya kembali hubungan diplomatik antara Republik Rakyat China dan Republik Nauru di Beijing," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, China pada Rabu.

Penandatanganan komunike tersebut dilakukan pasca Nauru pada Senin (15/1) memutuskan hubungan diplomatik dengan Taiwan dengan menyatakan tidak akan lagi mengakui Taiwan sebagai "negara terpisah", melainkan "sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari wilayah China".

Nauru diketahui menjalin hubungan diplomatik dengan China pada 2002. Namun pada 2005, Nauru menjalin hubungan diplomatik dengan Taiwan dan memutus hubungan dengan China.

Dalam penandatanganan komunike tersebut, Menlu China Wang Yi menyebut keputusan politik Nauru dibuat secara independen oleh pemerintah Nauru melalui rapat kabinet yang sepenuhnya mencerminkan keinginan masyarakat Nauru.

"Hari ini menandai babak baru dalam hubungan China-Nauru. Nauru dengan demikian menjadi negara ke-183 yang menjalin hubungan diplomatik dengan China," kata Menlu Wang Yi dalam pernyataan tertulis.

Sebagai anggota sesama negara berkembang, Wang Yi menyebut kedua negara mempunyai aspirasi yang sama untuk menjaga kedaulatan dan kemerdekaan, menjunjung tinggi kepentingan bersama negara-negara berkembang, dan bekerja untuk dunia yang setara serta globalisasi ekonomi yang bermanfaat dan inklusif secara universal.

"China selalu percaya bahwa negara-negara, terlepas dari ukuran, kekuatan dan tingkat kemakmurannya adalah anggota komunitas internasional yang setara dan penting," ujar Wang Yi.

Terkait dengan pemutusan hubungan diplomatik Nauru dengan Taiwan, Wang Yi menyebut hal itu adalah tren sejarah yang tidak dapat dihentikan.

"Tidak peduli bagaimana situasi di Taiwan berubah, fakta sejarah dan hukum bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayah China tidak akan berubah. Proses sejarah kembalinya Taiwan ke tanah air dan reunifikasi China yang tidak terelakkan," ungkap Wangi.

Di dalam komunike bersama tersebut juga disebutkan pemerintah Nauru hanya mengakui ada satu China di dunia yaitu pemerintah Republik Rakyat China adalah satu-satunya pemerintah sah yang mewakili seluruh China dan Taiwan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari China.

Disebutkan juga pemerintah Republik Nauru akan memutuskan "hubungan diplomatik" dengan Taiwan mulai hari ini dan berjanji tidak akan lagi menjalin hubungan resmi atau melakukan pertukaran resmi dengan Taiwan.

Pemerintah China dan Nauru juga sepakat untuk bertukar duta besar sesegera mungkin dan saling memberikan bantuan yang diperlukan untuk pendirian kedutaan besar dan pelaksanaan fungsinya di ibu kota negara masing-masing berdasarkan dasar timbal balik sesuai dengan Konvensi Wina tahun 1961 tentang Hubungan Diplomatik dan praktik kebiasaan internasional.

Baca juga: Xi Jinping uraikan visi China untuk kerja sama Asia-Pasifik
Baca juga: Peneliti: Integrasi ekonomi di Asia-Pasifik harus terus ditingkatkan

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024