Prancis menginginkan tindakan yang tegas...
Paris (ANTARA News) - Presiden Prancis Francois Holland pada Jumat, menegaskan keinginannya untuk melancarkan aksi militer bersama-sama dengan Amerika Serikat terhadap pemerintahan Suriah.

Dengan demikian, Paris menjadi sekutu utama Washington dalam krisis Suriah setelah Inggris menarik diri dari rencana penyerangan.

Dalam pembicaraan selama 45 menit melalui sambungan telepon dengan Presiden AS Barack Obama, Hollande mengatakan Prancis masih memiliki tekad untuk menghukum rezim Suriah, demikian laporan AFP.

Paris merasa yakin bahwa rezim tersebut telah menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri pada pekan lalu, demikian menurut ajudan presiden Prancis.

Obama dan Hollande "sama-sama yakin bahwa serangan itu merupakan serangan kimia dan bahwa tidak dapat dipungkiri rezim (Suriah) adalah pihak yang bertanggung jawab," kata ajudan tersebut.

"Hollande mengulang tekad Prancis untuk tidak membiarkan kejahatan-kejahatan itu lolos dari hukuman dan beliau (Hollande) merasakan tekad yang sama di pihak Obama."

Dengan mundurnya Inggris dari rencana penyerangan terhadap Suriah --setelah parlemen melakukan pemungutan suara pada hari Kamis, yang hasilnya menentang keinginan pemerintah Inggris, Amerika Serikat dan Prancis menjelma menjadi sebuah tim dalam memimpin tekanan bagi dilakukannya campur tangan militer dalam perang Suriah yang sudah berjalan selama 29 bulan itu.

Bersatunya Prancis dan AS dalam sebuah tim merupakan hal yang jarang terjadi dalam tahun-tahun terakhir ini.

Situasi saat ini sangat jauh berbeda dengan keadaan pada satu dekade sebelumnya, yaitu ketika hubungan Prancis dan Amerika Serikat menyentuh titik paling buruk karena perbedaan sikap menyangkut Irak.

Hubungan di titik rendah itu juga dikarenakan penentangan presiden Prancis saat itu, Jacques Chirac, terhadap serangan AS ke pemerintahan Saddam Hussein.

Demikian dalam kebencian itu hingga kentang goreng yang dinamai `French fries` diganti menjadi `freedom fries` di beberapa restoran Amerika, termasuk yang berada di gedung DPR AS.

Selain itu, juga beredar kampanye anti-Prancis di publik, antara lain dalam bentuk tulisan di kaos dan papan-papan iklan.

Kebalikan dari situasi yang dramatis pada saat itu, Hollande telah mencoba mendukung upaya Washington untuk membentuk koalisi internasional bagi kemungkinan penyerangan terhadap Suriah.

"Prancis menginginkan tindakan yang tegas dan sebanding terhadap rezim Damaskus," katanya dalam wawancara dengan surat kabar Le Monde yang dipublikasikan hari Sabtu.

Dalam menanggapi pertanyaan, Hollande tidak mengesampingkan kemungkinan dilakukannya serangan militer dalam beberapa hari mendatang, bahkan sebelum parlemen Prancis menggelar sidang darurat untuk membahas masalah tersebut.

Dalam pidato yang disampaikannya menyangkut operasi militer di Suriah, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry pada hari Jumat memuji Prancis sebagai "sekutu terlama" Washington namun tidak menyebut Inggris.

Jika koalisi Prancis-AS benar-benar terbentuk, Paris berada dalam posisi untuk membantu koalisi dengan mengerahkan peluru-peluru kendali yang diluncurkan dari pesawat-pesawat jet tempur serta kapal selam.



Penerjemah: Tia Mutiasari

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013