Kairo (ANTARA News) - Kementerian Dalam Negeri Mesir, Sabtu mengatakan pemimpin penting Ikhwanul Muslimin Mohamed Badie,berada dalam kesehatan yang baik dan membantah laporan ia meninggal akibat serangan jantung di penjara.

Kesehatan Badie sangat tergantung perseteruan-perseteruan antara organisasi itu dan pemerintah dukungan militer yang menggulingkan Presiden Mohamed Moursi pada 3 Juli.

Mesir dilanda konflik dalam negeri terburuk dalam sejarah modernnya , dengan sekitar 900 orang tewas termasuk 100 polisi dan tentara, setelah pasukan keamanan membongkar kamp-kamp protes para pendukung Moursi di ibu kota Kairo 14 Agustus.

Halaman Facebook Kementerian Dalam Negeri mengatakan Badie, pemimpin umum Ikhawanul Muslimin, "berada dalam keadaan sehat walafiat."

Surat kabar Al-Ahram milik pemerintah sebelumnya memberitakan bahwa ia mengalami serangan jantung ketika di penjara tetapi konndisinya sejak itu stabil.

Tidak jelas apakah Kementerian Dalam Negeri membantah hanya kematian itu atau serangan jantung itu.

Kantor berita pemerintah MENA sebelumnya membantah laporan laman swasta Al-Nahar bahwa Badie yang berusia 70 tahun itu meninggal. Badie dan banyak pemimpin lainnya ditahan dalam minggu-minggu belakangan ini dalam salah satu dari tindakan-tindakan keras yang dihadapi kelompok Islam itu.

Badie Juli dituduh mendorong pembunuhan sehubungan dengan protes-protes sebelum Moursi digulingkan. Ia menurut rencana akan diperiksa 28 Agustus tetapi pihak berwenang penjara menunda sidang itu karena kesehatan Badie buruk.

Juru bicara Ikhwanul Muslimin Gerhad el-Haddad mengatakan ia tidak memperoleh informasi mengenai kesehatan Badie ketika diminta tanggapannya mengenai laporan-laporan bahwa ia meninggal di penjara.

Satu tim dokter dikirim ke penjara Torah di pinggiran Kairo untuk memeriksa kondisi kesehatan Badie, Sabtu, kata sumber keamanan kepada Al-Ahram.

Sumber itu mengatakan kondisinya stabil dan serangan jantung itu akibat dari "keadaan psikologis yang buruk yang ia hadapi".

Ikhwanul Muslim menyerukan rakyat Mesir melakukan protes massa menuntut pemulihan kekuasaan Moursi, yang digulingkan setelah protes luas menentang pemerintahnya setahun setelah ia dipilih.

Pemerintah menuduh Ikhwanul Muslim melakukan tindakan terorisme dan mempertimbangkan akan membubarkan kelompok itu.

Ikhwanul Muslimin sebaliknya menuduh pihak berwenang berusaha merehabilitasi pemerintah lama dan represif yang dipimpin Presiden Hosni Mubarak sebelum ia digulingkan oleh pemberontakan rakyat tahun 2011.

Akan tetapi penahanan terhadap Badie dan lain-lainnya telah membuat sulit bagi kelompok itu untuk menghimpun banyak pengunjuk rasa di jalan-jalan.

Kelompok yang didirikan tahun 1928 menggunakan kekuatan organisasinya untuk menjamin kemenangan bagi Moursi dalam pemilihan presiden tahun lalu.

Keberadaan banyak politisi senior Ikhwanul Muslimin tidak diketahui.Penahanan meluas ke daerah di luar Kairo, juga menjaring para pemimpin gerakan itu di provinsi.

Salah seorang dari putra-putra Badie tewas dalam protes-protes terhadap pemerintah dukungan militer itu.
(H-RN)

Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013