Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum PP Muhammadyah, Din Syamsuddin, mengatakan agresi Israel merupakan tindakan terorisme nyata karena serangannya ke Lebanon dan Palestina yang menewaskan banyak warga sipil itu jelas pelanggaran berat terhadap Hak Asasi Manusia serta ketentuan internasional. "Tindakan Israel itu adalah bentuk terorisme yang nyata dan agresi ini harus dihentikan," katanya, di Jakarta, Kamis, sebelum jumpa pers acara "World Peace Forum" (Forum Perdamaian Dunia) yang akan digelar di Jakarta pertengahan Agustus 2006. Agresi Israel terhadap Lebanon dan Palestina yang didukung penuh Amerika Serikat (AS) itu, kata Din, akan meluas menjadi perang kawasan yang bisa berdampak buruk secara global jika dibiarkan berlarut. "Misalnya resesi dunia akibat harga minyak dunia yang naik dan (suburnya) radikalisme dan terorisme karena banyak yang tidak sabar dan tidak punya cara lain untuk melawan, maka mereka bisa punya cara lain dengan melakukan hal-hal yang akan membawa malapetaka dunia," katanya. Untuk menghentikan agresi Israel, lanjutnya, peran aktif Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sangat diperlukan. "Sayangnya, tindakan PBB sampai saat ini belum efektif meredakan serangan Israel". Sikap demikian, katanya, tidak bisa dibiarkan dan harus ada tekanan pada PBB dari negara-negara Islam yang tergabung dalam Organisasi Konferensi Islam (OKI). "Indonesia lewat OKI harus mendesak PBB agar berperan maksimal. Bila desakan saja tidak membuat PBB bertindak, negara-negara cinta damai seperti Indonesia harus memelopori mosi tidak percaya kepada PBB," katanya. "Buat apa kita berhimpun di bawah lembaga yang tidak efektif. Sekarang melalui forum OKI seharusnya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta OKI untuk mendesak PBB agar bertindak. Tapi kalau tidak ada langkah konkret, sudah saatnya membuat mosi tidak percaya," ujarnya. Sementara itu, Direktur lembaga kajian politik Centre for Strategic and International Studies (CSIS Jakarta) Dr Rizal Sukma, mengatakan, Israel melakukan aksi lebih buruk dari terorisme. "Yang dilakukan Israel adalah `crime against humanity` (kejahatan kemanusiaan). Jadi lebih buruk dari aksi terorisme," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006