Cirebon (ANTARA) - Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo mengatakan pembangunan kebudayaan begitu penting, sehingga perlu dipersiapkan strategi besar agar Indonesia memiliki ketahanan budaya.

“Strategi kebudayaan perlu kita siapkan karena Indonesia punya kepribadian dalam kebudayaan yang tidak boleh hilang. Ada nilai-nilai luhur, ada etika, ada penghormatan kepada orang tua, ada produk-produk dari kebudayaan, termasuk seni dan budaya yang harus dilestarikan. Banyak situs yang mereka harapkan juga pemerintah peduli,” kata dia saat doorstop pasca menghadiri Hajatan Rakyat Cirebon di Stadion Bima, Kota Cirebon, Jawa Barat, Sabtu.

Menurut dia, daerah Jawa Barat (Jabar) memiliki kebudayaan yang begitu kuat. Hal tersebut tercermin dari budi pekerti masyarakat Jabar yang sangat halus.

Karena itu, budaya adiluhung yang dimiliki dari nenek moyang harus selalu dipertahankan dan dikembangkan. Mulai dari hormat dan sopan santun kepada guru hingga orang tua agar anak-anak memiliki adab serta etika.

Baca juga: Ganjar Pranowo: Haram hukumnya salahgunakan kekuasaan

“Di pondok pesantren juga banyak ulama  mengajarkan kepada kita, budi pekerti luhur. Lihat, santri itu kalau ketemu Kiai biasanya tidak berani melihat mata. Mereka akan menunduk, bahkan otomatis (menunduk) begitu Kiai-nya masuk, Nyai-nya masuk, tamunya masuk. Santri itu langsung menata sandalnya, rapi sekali, (lalu) nggambilkan minum, cara berjalannya pun mundur, bukan memunggungi tamu. Itulah adab,” ungkap Ganjar saat menghadiri Deklarasi Kabar di Kabupaten Kuningan, Jabar.

Selain itu, Jabar memiliki masyarakat yang mempunyai jiwa seni tinggi. Dia menceritakan ketika dirinya sangat berkesan ketika pernah berkampanye ke Bandung dan diantar oleh para seniman serta budayawan dari Tanah Sunda.

“Kebudayaan ini juga menjadi penting, maka mesti kita dengarkan para budayawan kita dengan strategi budayanya menghadapi perubahan yang luar biasa cepatnya ini,” ujarnya.

Baca juga: Saat Ganjar diteriaki "Presiden Rakyat" di Pasar Projo Ambarawa

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024