Untuk apron dan sebagainya telah kita siapkan kalau ada kepala negara yang datang dengan pesawatnya, kita akan `oper` (alihkan) ke Juanda, Makassar dan Lombok supaya tidak terlalu banyak dan (khawatir) bisa penuh.
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perhubungan, EE Mangindaan, memastikan sejumlah bandara siap untuk digunakan menjelang Asia-Pacific Economic Cooporation (APEC), seperti Bandara Ngurah Rai Bali, Juanda Surabaya dan Sultan Hasanuddin Makassar.

"Relatif sudah siap, tanggal 10 September ini sudah bisa jalan," katanya usai Rapat Koordinasi tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), di Kementerian Perekonomian, Jakarta, Selasa.

Mangindaan mengatakan pihaknya telah menyiapkan apron (tempat parkir pesawat) bandara bukan hanya di Bandara Ngurah Rai, tetapi juga di Bandara Juanda Surabaya, Sultan Hasanuddin Makassar serta bandara di Lombok untuk mengantisipasi kepadatan kedatangan pesawat dari berbagai negara.

"Untuk apron dan sebagainya telah kita siapkan kalau ada kepala negara yang datang dengan pesawatnya, kita akan `oper` (alihkan) ke Juanda, Makassar dan Lombok supaya tidak terlalu banyak dan (khawatir) bisa penuh," katanya.

Ia mengatakan upaya tersebut dilakukan untuk menjamin penerbangan reguler bisa tetap berjalan.

Dalam kesempatan sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu juga memperkirakan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) akan melonjak menjelang acara-acara dalam lingkup internasional seperti APEC, World Trade Organization (WTO), World Toilet Organization-World Toilet Summit dan Miss World.

Hal itu, menurut Mari, menuntut kesiapan jalur transportasi udara, yakni bandara karena sebagian besar wisatawan internasional bepergian ke berbagai destinasi wisata dengan menggunakan moda transportasi udara.

Menurut data UNWTO dan International Civil Aviation Organization (ICAO) sebanyak 51 persen wisatawan internasional menggunakan pesawat untuk bepergian ke tempat wisata.

Sebelumnya, Mari menilai data tersebut menunjukkan betapa pentingnya transportasi udara serta infrastrukturnya.

"Itu berarti menjadi parameter betapa vitalnya peran dari kebijakan transportasi udara terhadap pertumbuhan pariwisata," katanya.

Bahkan, menurut dia, penggunaan pesawat terbang bagi wisatawan internasional yang datang ke Indonesia lebih tinggi lagi mengingat kondisi geografis Indonesia yang terdiri lebih dari 17 ribu pulau.

Data BPS dan Pusat Data dan Informasi Kemenparekraf menunjukkan bahwa pada 2011 wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebanyak 71,2 persen menggunakan jasa transportasi udara, sementara dengan moda transportasi laut dan transportasi darat masing-masing hanya 28,1 persen dan 0,7 persen.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013