Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, menyebut faktor cuaca menjadi kendala nonteknis yang mengakibatkan tahapan pengepakan logistik Pemilu 2024 tidak optimal.

"Kendala kami, selain tempat yang terbatas, faktor cuaca ikut berpengaruh sebab kalau sudah turun hujan, kegiatan pengepakan seketika harus berhenti total," kata Ketua KPU Kabupaten Tulungagung Susanah dikonfirmasi di sela memantau pengepakan logistik pemilu di Gudang Logistik KPU Tulungagung, Senin.

Ia mengatakan pengaturan dan pengepakan logistik pemilu telah dimulai pada 25 Januari dan ditargetkan tuntas pada 31 Januari. Namun,hingga Senin sore, petugas baru menyelesaikan pengepakan logistik untuk delapan dari 19 kecamatan.

"Ya mudah-mudahan selesailah karena masih ada 11 kecamatan tersisa. Padahal tinggal dua hari lagi (dari target)," katanya.

Susanah tidak serta-merta mengakui ada kendala pelaksanaan pengaturan dan pengepakan logistik. Namun, dia mengakui bahwa rencana awal tidak sejalan dengan praktik lapangan yang berjalan.

Dia mencontohkan pada simulasi yang sebelumnya dilakukan KPU, pengaturan dan pengepakan logistik bisa menyelesaikan tiga kecamatan dalam satu hari dengan menerapkan sistem tiga shift, bergilir untuk masing-masing kecamatan yang ditunjuk KPU.

Namun, dalam pelaksanaannya, satu kecamatan saja bisa membutuhkan waktu hingga seharian, bahkan hingga dini hari baru tuntas.

"Masalah ritme, (faktor) teknis, hujan juga menjadi kendala terbesar kita sebab kalau turun hujan harus berhenti total. Tidak mungkin ada aktivitas karena air sedikit saja jika mengenai logistik surat suara bisa membahayakan (merusak material logistik pemilu)," katanya.

Selain itu, Susanah mengatakan lembaganya juga masih menghadapi tantangan soal tidak tersedianya gudang penyimpanan logistik pemilu di delapan kecamatan.

Lima dari delapan kecamatan itu sudah memberi kabar adanya tempat penampungan logistik yang bisa digunakan, tetapi kelaikan dan kapasitasnya masih akan dievaluasi terlebih dulu.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2024