Alhamdulillah, dermaga ini sudah siap digunakan untuk menampung kapal-kapal 100 GT ke atas yang bersandar di PPS Kutaraja.
Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh selesai membangun Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS) Kutaraja di Banda Aceh yang bisa menampung kapal hingga 200 GT, dan segera dioperasionalkan dalam waktu dekat.

“Alhamdulillah, dermaga ini sudah siap digunakan untuk menampung kapal-kapal 100 GT ke atas yang bersandar di PPS Kutaraja," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Aceh, Aliman di Banda Aceh, Selasa.

Aliman menyampaikan, selama ini kapal yang berkunjung ke PPS Kutaraja bersandar di dermaga muat, karena pelabuhan itu masih kekurangan dermaga sebagai tempat kapal bersandar atau istirahat.

"Kapal-kapal nelayan tersebut terpaksa bersandar atau istirahat di dermaga muat dan dermaga bongkar," ujarnya.

Baca juga: Menhub konsolidasikan perbaikan pelabuhan perikanan di Lamongan

Aliman menjelaskan, PPS Kutaraja sebelumnya telah memiliki dermaga dengan panjang keseluruhan 390 meter.

Namun, dengan jumlah kapal penangkap ikan yang ada saat ini, dermaga tersebut hanya mampu menampung untuk aktivitas bongkar dan muat.

Karena itu, kemudian dibangun dermaga baru dengan panjang 102 meter pada 2023  sehingga bisa dimanfaatkan nelayan sebagai tempat kapal bersandar atau istirahat.

"Dengan penambahan ini maka PPS Kutaraja telah memiliki dermaga keseluruhan sepanjang 492 meter. Ini sangat membantu dan dapat memenuhi secara signifikan kebutuhan dermaga yang dirasa sangat kurang selama ini," katanya.

Baca juga: DKP DIY sebut Pelabuhan Gesing Gunungkidul diresmikan Oktober 2024

Saat ini terdapat 506 unit kapal yang fishing base (berdomisili) di PPS Kutaraja. Kapal-kapal itu berukuran mulai 5 GT sampai 160 GT. Dengan produksi rata-rata 80 - 100 ton per hari.

Jumlah kapal diperkirakan terus bertambah setiap tahun seiring dengan kemajuan industri sektor kelautan dan perikanan Aceh.

"Dengan kemajuan industri kelautan dan perikanan Aceh ini, kami berharap bisa meningkatkan peluang lapangan kerja baru di Aceh," demikian Aliman.

Pewarta: Rahmat Fajri
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024