Sinkronisasi BMPP Nusantara 1 ini merupakan proyek strategis dalam melakukan pemenuhan dan pemerataan pasokan listrik
Ambon (ANTARA) - PT PLN (persero) melakukan sinkronisasi sistem jaringan ke Pulau Ambon dari Kapal pembangkit listrik berkapasitas 60 MW Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 1 di Negeri Waai, Kecamatan Salahutu Kabupaten Maluku Tengah Provinsi Maluku.

General Manajer PLN UIW MMU, Awat Tuhuloula mengatakan, sinkronisasi pembangkit berkapasitas 60 Mega Watt (MW) akan memperkuat keandalan pasokan listrik di Pulau Ambon, Maluku. Selain itu BMPP Nusantara 1 tentunya akan meningkatkan kemandirian energi di Indonesia Timur.

"Sinkronisasi BMPP Nusantara 1 ini merupakan proyek strategis dalam melakukan pemenuhan dan pemerataan pasokan listrik. Hadirnya BMPP Nusantara 1 di tengah-tengah kita faktanya dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembangunan pembangkit listrik di sistem Ambon," Katanya di Ambon, Selasa.

Saat ini beban puncak Pulau Ambon mencapai 66,10 MW, dengan adanya sinkronisasi pembangkit terapung berkapasitas 60 MW mampu menyuplai kebutuhan energi listrik 143.868 pelanggan di Pulau Ambon.

Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo mengatakan,sinkronisasi BMPP Nusantara 1 merupakan wujud nyata komitmen PLN untuk melistriki Ambon, Maluku.

Diakuinya, Maluku memiliki potensi yang luar biasa dari berbagai sektor. Sektor-sektor inilah yang perlu dikuatkan dengan akses energi listrik, agar bisa digunakan untuk pengembangan perekonomian masyarakat.

"Saat ini yang kota perjuangkan adalah bagaimana masyarakat di Maluku bisa menikmati akses kelistrikan sebagai hak dasar untuk bisa membangun wilayahnya. Dan ini bukan hanya jangka pendek, tetapi juga jangka panjang," ujar Darmawan.

Lanjutnya, tak bisa dipungkiri, kehadiran listrik di Maluku turut mendongkrak adanya pertumbuhan ekonomi.

"Kita melihat bahwa pertumbuhan beban kelistrikan di Maluku banyak bermunculan, bahkan di luar dari yang direncanakan. Karena banyak industri, sentra ekonomi baru, yang memberikan manfaat bagi masyarakat, yakni bagaimana ekonomi tumbuh 5,5 persen, tapi di Maluku tumbuh mendekati enam persen, artinya, Maluku punya kekuatan luar biasa," Katanya.

Deputi I Kantor Staf Presiden, Febry Calvin Tetelepta menyatakan, upaya peningkatan perekonomian Maluku sejalan dengan komitmen PLN dalam meningkatkan Rasio Elektrifikasi di Maluku yang akan digenjot hingga 100 persen paling lambat tahun 2026.

"PLN berupaya keras dalam melistriki, artinya PLN mempunyai komitmen besar untuk memberikan energi berkeadilan. Kita harus akui bahwa salah satu indikator suatu negara yang dikatakan merdeka, yakni adanya akses listrik hingga ke pelosok negeri, sehingga kita dorong semua agar Maluku mendapatkan kesempatan untuk memiliki listrik yang andal, kontinyu, dan berkualitas”, kata Febri.

Direktur Utama PLN Indonesia Power, Edwin Nugraha Putra menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung adanya proses pembangunan, mulai dari perizinan, eksekusi lapangan, sampai dengan pengoperasian.

Hal ni adalah langkah besar bagi PLN UIW Maluku dan Maluku Utara untuk menghadirkan listrik yang mumpuni, sehingga ketika Investor dapat masuk ke wilayah ini karena suplai daya tercukupi.

Penguatan keandalan sistem kelistrikan ini sejatinya mampu untuk menggerakkan roda perekonomian, meningkatkan perkembangan teknologi, serta membantu perkembangan sektor lainnya yang memerlukan listrik, sehingga Kota Ambon dapat berkembang dan menjadi lebih maju seiring dengan perwujudan energi yang berkeadilan.

Baca juga: Pembangkit listrik kapal siap pasok sistem kelistrikan di Ambon
Baca juga: PLN dan PAL luncurkan kapal pembangkit listrik berdaya 60 megawatt

 

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024