Jakarta (ANTARA News) - Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyerukan jemaatnya di seluruh Indonesia untuk mendoakan para korban keberingasan Zionis Israel di Lebanon dan semua pihak yang mengupayakan perdamaian di Timur Tengah. Seruan itu tertuang dalam Surat Penggembalaan yang ditandatangani oleh Ketua Umum Majelis Pekerja Harian PGI, Pdt.Dr.Andreas Yewangoe dan Sekretaris Umum, Pdt Dr.Richard Daulay, yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat. Pihak-pihak yang bertikai diharapkan dapat mengupayakan segera terwujudnya perdamaian di kawasan itu dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) "bisa bersikap arief dan tegas untuk membawa masalah ini ke perundingan perdamaian". Para jemaat PGI di manapun diharapkan turut berdoa agar tragedi kemanusiaan di Timur Tengah segera diakhiri dan bangsa-bangsa di kawasan itu dapat hidup berdampingan secara damai dan saling menghargai, kata mereka dalam surat tertanggal 3 Agustus itu. Dalam perkembangan lain, Jumat (4/8) akan berlangsung unjuk rasa dari berbagai elemen masyarakat Indonesia menentang agresi Israel di Lebanon yang didukung Amerika Serikat (AS). Aksi demonstrasi itu antara lain dilakukan ratusan aktivis Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI). Jumat pagi, para aktivis BEM UI sudah mulai berdatangan ke Kampus UI Depok untuk bergabung dalam unjuk rasa bertema "Stop Peperangan Demi Kemanusiaan" itu di depan kantor PBB Jalan Thamrin Jakarta Pusat. Humas Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia, Cahya Shima Dewi, mengatakan, unjuk rasa digelar sebagai bentuk keprihatinan atas agresi militer yang dilakukan Israel terhadap Lebanon dan Palestina dimana ratusan warga sipil telah tewas dalam serangan Zionis itu. Ratusan mahasiswa itu memulai aksinya jalan di depan kantor PBB mulai Pukul 14.30 WIB sebelum bergerak ke depan kantor Kedubes AS di Jalan Merdeka Selatan dan berakhir di depan Istana Negara. Dalam aksi tersebut, kata Dewi, Ikatan Mahasiswa Universitas Indonesia (IMUI) membacakan pernyataan sikap yang pada intinya mendesak semua pihak yang bertikai agar melaksanakan gencatan sejata sehingga korban warga sipil tidak terus berjatuhan. "Kami juga mendesak pemerintah RI untuk bersikap lebih aktif dalam menyelesaikan krisis kemanusiaan di Timur Tengah dengan memainkan peran yang signifikan saat pertemuan darurat Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Malaysia," kata Dewi. Pihaknya juga mendesak PBB dan lembaga pemantau Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional untuk menginvestigasi pelanggaran HAM yang dilakukan pasukan Israel di Kota Qana yang menewaskan 52 warga sipil serta menyeret pelaku kejahatan kemanusiaan ke Mahkamah Internasional. BEM UI, kata Dewi, juga berharap pemimpin negara-negara Arab untuk bersikap lebih tegas dalam memperjuangkan hak warga sipil Palestina dan Lebanon. Selain BEM UI, Forum Umat Islam (FUI) juga menggelar aksi yang sama di depan Istana Merdeka dan kantor Kedubes AS. Aksi itu didukung sekitar 40 organisasi kemasyarakatan dan lembaga keagamaan Islam di Jakarta. Sekjen FUI, Al Khaththath, mengatakan, sejumlah pengurus FUI juga membuka pendaftaran relawan mujahid ke Lebanon dan Palestina. Aksi yang sama juga dilakukan di sejumlah daerah lain di Indonesia, seperti Surabaya dan Malang. (*)

Copyright © ANTARA 2006