Yogyakarta (ANTARA News - Status aktivitas Gunung Merapi masih 'siaga', dan guguran lava pijar dari puncak setiap hari mencapai puluhan kali dengan jarak luncur maksimum 1,5 kilometer ke lereng selatan. Panut, petugas Pos Pengamatan Merapi di Kaliurang, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat mengatakan aktivitas gunung setinggi 2.965 meter dpl (di atas permukaan laut) itu, saat ini didominasi guguran lava pijar dan gempa guguran. "Lainnya seperti awan panas, gempa vulkanik dan gempa fase banyak, tidak lagi terjadi. Hanya terkadang seismograf kami merekam gempa tektonik," sambungnya. Mengenai guguran lava pijar, kata dia, luncurannya masih dominan ke hulu Kali Gendol (lereng selatan). "Dari Pos Deles (Klaten, Jateng) guguran lava pijar bisa terlihat jelas, sedangkan dari Pos Kaliurang agak terhalang Bukit Plawangan," ujarnya. Pada Kamis (3/8) lalu dari pukul 00.00 hingga 06.00 WIB terjadi guguran lava pijar 47 kali, dan Jumat dari pukul 00.00 sampai 06.00 WIB guguran lava pijar 32 kali. Sebagian besar guguran lava pijar ini meluncur ke hulu Kali Gendol. Gunungapi di perbatasan wilayah Jawa Tengah dan DIY ini status aktivitasnya turun dari `awas` menjadi `siaga` pada 12 Juli lalu. Merapi sejak April 2006 aktivitasnya meningkat dan statusnya naik dari `aktif normal` menjadi `waspada`. Kemudian meningkat lagi menjadi `siaga`, dan pada 13 Mei status aktivitasnya dinaikkan dari `siaga` menjadi `awas`. Pada 13 Juni status aktivitas gunung itu sempat diturunkan menjadi `siaga`, tetapi keesokan harinya, 14 Juni sore, statusnya dinaikkan lagi menjadi `awas`, setelah terjadi awan panas besar secara beruntun dengan jarak luncur maksimum tujuh kilometer ke arah selatan. Akibat terjangan awan panas tersebut, kawasan Kaliadem di Kabupaten Sleman, DIY porak poranda dan dipenuhi material vulkanik berupa abu halus, pasir dan batu. Setelah status aktivitasnya turun dari 'awas' menjadi 'siaga' pada 12 Juli lalu, Tim dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta pada 26 Juli naik ke puncak Merapi untuk melakukan pengamatan langsung terhadap morfologi puncak bagi keperluan pengumpulan data. Tim ini berada di puncak hingga 27 Juli pagi. (*)

Copyright © ANTARA 2006