Solo (ANTARA News) - Museum Radya Pustaka yang terletak satu kompleks Taman Sriwedari Solo yang dibangun tahun 1890 akan dipugar karena bangunan yang masuk cagar budaya itu rusak.

Pemugaran itu dilakukan dengan pengecatan tembok dan dilakukan pula penambalam tembok yang retak atau rusak, kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Pemkot Surakarta Widdi Srihanto di Solo, Kamis.

"Karena banyak bangunan yang hancur dan atap keropos, maka perlu dipugar kembali," kata Widdi sambil menambahkan pemugaran ini dilakukan untuk menghilangkan citra suram Radya Pustaka yang merupakan museum tertua di Indonesia.

Ia mengatakan, pasalnya, bangunan yang digunakan untuk menyimpan peninggalan sejarah, seperti keris, tombak, gamelan, buku-buku kuno dan peninggalan lainnya itu dinilai menyeramkan oleh sebagian masyarakat.

Di samping melakukan renovasi bangunan, kata dia, juga melakukan penambahan bangunan baru di belakang museum. Pasalnya, museum yang dibangun di atas tanah seluas 523,24 meter persegi tidak mampu menampung ribuan koleksi pusaka dan arca peninggalan sejarah. Museum baru ini dibangun satu lantai.

"Selama ini banyak koleksi yang penempatan tidak sesuai. Maka dari itu kita lakukan pembangunan museum baru. Semoga museum yang baru kita bangun ini nantinya mampu menampung semua koleksi Radya Pustaka," katanya.

Pembangunan ini, akan dikonsep lebih familiar. Hal ini dilakukan untuk menghilangkan citra museum yang saat ini terkesan menyeramkan.

Kepala Dinas Tata Ruang Kota (DTRK) Pemkot Surakarta, Endah Sitaresmi mengatakan selama revitalisasi Museum Radya Pustaka terpaksa menutup akses kunjungan bagi wisatawan. Hal ini agar selama dilakukan pemugaran steril dari pengunjung.

Ia mengatakan, pemugaran ini menggunakan anggaran dana dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) senilai Rp2,3 miliar.

"Dana ini untuk merenovasi museum dan penataan interior serta mendesain ulang pemajangan koleksi," Endah sambil menambahkan katanya di samping itu juga untuk pembangunan kantor komite museum. Selama dilakukan renovasi dan pembangunan, akan melibatkan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Tengah.

Pewarta: Joko Widodo
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013