Plt. Direktur Pembinaan Kesenian dan Perfilman Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Gendro Nurhadi di Yogyakarta,Kamis, mengatakan kedelapan negara tersebut yaitu Kamboja,India, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan tuan rumah Indonesia.
"Sementara itu, Indonesia akan mengirimkan dua kontingen yang diwakili Bali dan Yogyakarta,"kata Gendro Nurhadi.
Didampingi pengamat seni Sulistyo Tirtokusumo, Direktur Administrasi dan Keuangan PT.Taman Wisata Candi Borobudur,Prambanan dan Ratu Boko Hendro Hastjarjo serta Pimpinan Yayasan Roro Jonggrang Prof.Timbul Haryono, ia mengatakan dalam pementasan sendratari tersebut, sepuluh episode berbeda dari epos Ramayana dan akan ditampilkan dengan durasi 30 menit tiap kontingen.
"Dalam penampilan Sendratari Ramayana tersebut akan diiringi musik hiidup tradisional yang ada di tiap negara peserta dan seluruhnya melibatkan lebih dari 500 seninam dalam dan luar negeri,"katanya.
Ia mengatakan, festival yang diselenggarakan atas kerja sama antara Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan PT.Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko itu bertema `Similarity in Diversity` dengan tujuan untuk melihat dan merevitalisasi sejauh apa perkembangan epos Ramayana yang sudah secara universal diadopsi di negara-negara Asia.
"Kegiatan ini diharapkan menjadi sarana pendidikanb bagi generasi muda dalam rangka pengenalan nilai-nilai positip dan pelestarian budaya di Indonesia,"kata Gendro Nurhadi.
Selain pergelaran sendratari Ramayana, dalam festival ini juga diadakan seminar yang membahas perkembangan Ramayana di beberapa negara. Selain itu, juga diadakan workshop tari tradisional yang diselenggarakan di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta dan ISI Surakarta.
Menurut dia. dalam festival itu diawali penampilan dari India yang akan membawakan episode `Sayembara Mendapatkan Sita`, kemudian Kamboja dengan episode `Penobatan Bharata`.
Sedangakan pada penutupan festival ini, Indonesia 2 akan menampilkan episode `Pertemuan Kembali Rama dan Sita, katanya.
Pewarta: Heru Jarot
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013
