Harapannya supaya Maret, paling tidak akhir Februari kita bisa menentukan langkah-langkah apa yang bisa dilakukan supaya Bursa CPO ini jadi referensi harga tadi
Jakarta (ANTARA) - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan melakukan evaluasi agar bursa CPO (Crude Palm Oil) bisa menjadi penentu harga minyak kelapa sawit di Indonesia maupun dunia.

Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar (Bappebti) Tirta Karma Senjaya mengatakan, saat ini Indonesia masih menggunakan harga referensi (HR) dari Bursa CPO di Malaysia dan Pasar Lelang CPO Rotterdam untuk menentukan harga.

"Februari itu kan seharusnya evaluasi. Harapannya supaya Maret, paling tidak akhir Februari kita bisa menentukan langkah-langkah apa yang bisa dilakukan supaya Bursa CPO ini jadi referensi harga tadi," ujar Tirta usai menghadiri "Indonesia Crypto Outlook 2024" di Jakarta, Rabu.

Evaluasi tersebut akan mencakup beberapa sisi mulai dari pelaku usaha hingga kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan perdagangan berjangka komoditi kelapa sawit.

Tirta berharap, dengan adanya evaluasi Indonesia mampu harga acuan sendiri yang lebih menggambarkan kebutuhan dalam negeri.

"Nantinya kan kalau bursa CPO sudah bisa menentukan harga sendiri, mungkin kita sudah tidak lagi menggunakan harga Rotterdam dan Malaysia lagi, terutama untuk perhitungan HPE (Harga Patokan Ekspor)," kata Tirta.

Bursa CPO diluncurkan pada Oktober 2023 oleh Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan. Bursa ini diharapkan dapat memperkuat kinerja perdagangan minyak kelapa sawit sehingga terbentuk harga yang transparan, adil, akuntabel dan real time.

Pada triwulan pertama 2024, diharapkan Bursa CPO sudah mampu menciptakan harga rujukan (price reference) yang berarti harga CPO Indonesia menjadi kredibel.

Baca juga: Bappebti upayakan peningkatan transaksi di Bursa CPO
Baca juga: Bappebti: Harga acuan CPO dapat digunakan oleh berbagai instansi

Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024