Sejak 29-31 Januari 2024, gempa vulkanik dangkal sebanyak 62 kejadian dan gempa vulkanik dalam sebanyak 9 kejadian
Jakarta (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mencatat ada peningkatan aktivitas kegempaan yang terjadi pada Gunung Awu yang berlokasi di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara.
 
Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan pergerakan magma menuju kedalaman yang lebih dangkal menyebabkan aktivitas kegempaan meningkat pada gunung setinggi 1.320 meter di atas permukaan laut tersebut.
 
"Sejak 29-31 Januari 2024, gempa vulkanik dangkal sebanyak 62 kejadian dan gempa vulkanik dalam sebanyak 9 kejadian," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
 
Hendra menjelaskan energi gempa mengalami peningkatan yang terdeteksi dari grafik RSAM.
 
Pada 31 Januari 2024, pukul 18.59 WITA terekam gempa tremor frekuensi rendah dengan frekuensi 1,5 Hz dan lama gempa 91 detik yang menunjukkan adanya peningkatan gempa-gempa permukaan.
 
Berdasarkan pengamatan deformasi dengan menggunakan pemantauan GNSS pada Gunung Awu periode 1 Juni 2023 sampai 31 Januari 2024 terdeteksi inflasi yang mengindikasikan ada asupan magma yang bergerak menuju permukaan.

Baca juga: PVMBG imbau warga patuhi radius bahaya Gunung Awu

Baca juga: Sepekan PVMBG rekam 217 aktivitas kegempaan Gunung Awu
 
Potensi bahaya yang mungkin terjadi berupa erupsi magmatik eksplosif menghasilkan lontaran material pijar maupun aliran piroklastik, magmatik efusif menghasilkan aliran lava maupun erupsi freatik yang didominasi uap, gas, maupun material erupsi sebelumnya.

Potensi pembongkaran kubah lava dapat terjadi jika tekanan di dalam sistem magmatik mengalami peningkatan signifikan.
 
Potensi bahaya lain berupa emisi gas gunung api, seperti karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen sulfida, nitrogen hingga metana. Gas-gas tersebut dapat membahayakan jiwa bila konsentrasi yang terhirup melebih melebihi nilai ambang batas aman.
 
"Masyarakat mewaspadai bahaya aliran lahar di sungai-sungai yang berhulu ke puncak Gunung Awu pada musim penghujan," kata Hendra.
 
Gunung Awu saat ini masih berstatus level II atau waspada. Masyarakat diminta agar tidak mendekati dan beraktivitas di dalam radius tiga kilometer dari puncak kawah Gunung Awu terkait potensi bahaya gas vulkanik konsentrasi tinggi, serta lontaran batuan jika terjadi erupsi freatik yang tiba-tiba tanpa didahului oleh gejala kenaikan aktivitas yang jelas.
 
"Radius dan jarak rekomendasi itu akan terus dievaluasi untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya," pungkas Kepala PVMBG Hendra Gunawan.

Baca juga: Gunung Awu di Sulut bentuk kubah lava menyumbat puncak kawah
Baca juga: PVMBG: Kegempaan Gunung Awu di Sangihe-Sulut masih di atas normal

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024