Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden M. Jusuf Kalla menyatakan, adanya perubahan sistim dalam pengadaan barang dan jasa proyek yang dilakukan pemerintah saat ini mampu menciptakan efisiensi pembiayaan mencapai 30 hingga 50 %. "Jadi, ada efisiensi dan pengusaha harus bisa bekerja efisien. Kalau tidak, perusahaan akan mati satu persatu karena rugi," katanya saat menutup Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Perhimpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) di Jakarta, Jumat. Menurut Wapres, pemerintah telah melakukan perubahan sistim pengadaan barang dan jasa proyek-proyek. Perubahan itu, menurut dia, dilakukan lantaran selama ini terjadi banyak penyelewengan dana negara yang terjadi pada pengadaan barang dan proyek. Namun, Wapres mengingatkan, kepada para pengusaha, agar melakukan perhitungan secara cermat dan tidak hanya karena memburu ingin mendapatkan proyek, sehingga menurunkan harga yang justru akan merugikan diri sendiri. "Pengusaha jangan mati-matian, harus dihitung betul," kata Wapres, yang selama ini dikenal pula sebagai pebisnis ulung. Wapres memperkirakan, dalam kurun waktu satu hingga dua tahun mendatang akan banyak pengusaha dan kontraktor yang gagal, karena adanya persaingan bebas seperti ini. "Akan ada banyak pengusaha yang jatuh, karena keinginan kita akan keterbukaan," kata Wapres. Pada kesempatan itu, Wapres juga memprediksikan pada akhir tahun anggaran nanti akan banyak dana tersisa yang tidak habis digunakan oleh pemerintah. "Nanti akhir tahun, seolah-olah pemerintah tak bisa habiskan anggaran, padahal karena nilai proyek turun semua. Itu baik bagi rakyat, tapi tak baik bagi pejabat dan pengusaha, karena tak dapat kelebihan," kata Wapres, yang disambut tawa hadirin. Wapres juga menjelaskan, dengan adanya keterbukaan, maka akan memunculkan persaingan bebas, sehingga menghilangkan proteksi-proteksi yang ada. Namun, tambahnya, persaingan itu akan membuat terjadinya efisiensi. "Persaingan memang akan membuat efisiensi, namun kepentingan nasional tetap harus dijaga. Kepentingan nasional tersebut bisa dijaga dengan tarif dan non tarif," kata Wapres. Negara manapun, tambah Wapres, juga melakukan hal yang sama yakni menjaga kepentingan nasionalnya. Wapres mencontohkan Amerika Serikat dan negara-negara maju lainnya juga tetap melakukan hal yang sama guna menjaga kepentingan nasionalnya. "Jalankan ekonomi pasar, tetapi harus tetap berdasarkan kepentingan nasional," kata Wapres. Kepada para anggota HIPPI, Wapres berpesan, agar terus menjaga semangat untuk maju, karena dengan tetap menjaga semangat tersebut, maka para pengusaha pribumi akan memiliki optimisme untuk maju. Untuk menjaga semangat tersebut bisa dilakukan melalui pendidikan, latihan dan peningkatan ketrampilan, demikian Wakil Presiden. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006