Jangan memaksakan komoditas, itu sesuatu yang utopia, tapi juga harus dilihat kenyataannya apakah dia itu mempunyai dampak pada petaninya sehingga petaninya juga bisa menjadi lebih sejahtera
Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Antonius Suwanto
mengatakan Indonesia harus bisa memaksimalkan produksi bahan pangan yang memiliki tingkat kecocokan tinggi untuk ditanam di dalam negeri seperti jagung, padi, manggis, rambutan, dan durian.

"Jangan memaksakan komoditas, itu sesuatu yang utopia, tapi juga harus dilihat kenyataannya apakah dia itu mempunyai dampak pada petaninya sehingga petaninya juga bisa menjadi lebih sejahtera," kata Guru Besar Mikrobiologi dan Bioteknologi Molekuler IPB Antonius Suwanto di Jakarta, Jumat.
  Antonius mengatakan dengan memaksimalkan produksi pangan yang memiliki tingkat kecocokan tinggi dengan iklim yang ada di Tanah Air, bisa membuat tanaman pangan itu menjadi produk unggulan (absolute advantage) yang memberikan keuntungan bagi Indonesia di pasar internasional.

  Ia menyampaikan salah satu contoh negara yang memaksimalkan produksi pangan yang sesuai dengan kondisi wilayahnya yakni negara Thailand.

Menurut dia, negara tersebut bisa mendapat keuntungan besar dengan menjadi eksportir durian terbaik di dunia.
 

Selain itu, menurut Antonius, tidak semua jenis pangan yang dibutuhkan masyarakat harus terpenuhi melalui produksi dalam negeri (swasembada), mengingat setiap tanaman memiliki tingkat kecocokan terhadap iklim dan hama yang berbeda-beda.
  Ia menilai kebijakan impor terhadap pangan tertentu bukanlah suatu hal yang buruk, dikarenakan pertimbangan yang diambil oleh pemerintah sudah melalui kajian mendalam sebelum diimplementasikan, seperti halnya impor kedelai.


"Karena mungkin lahan dan kondisinya tidak terlalu optimal untuk ditanam, sehingga mungkin harga jual kedelainya bisa saja jadi lebih mahal daripada kalau kita impor," ujarnya.
  Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai sementara ekspor bidang pertanian, kehutanan, dan perikanan Indonesia pada 2023 mencapai 4,4 miliar dolar AS atau turun 4,36 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

  Sedangkan secara kumulatif ekspor Indonesia pada 2023 tercatat sebesar 258,82 miliar dolar AS, angka tersebut di bawah capaian ekspor 2022 sebesar 291,90 miliar dolar AS. Meski demikian dari sisi volume, ekspor Indonesia tahun 2023 masih tumbuh 8,55 persen secara tahunan (yoy).

Baca juga: Guru Besar IPB: Hilirisasi kunci masa depan sawit nasional

Baca juga: Guru besar IPB nilai subsidi langsung efektif penuhi kebutuhan pupuk

Baca juga: Guru Besar IPB sebut perlu ada investasi lebih besar ke pertanian

 

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024