"Petahana memang punya keunggulan, tetapi pendatang baru juga punya peluang,"
Semarang (ANTARA) - Pengamat politik Universitas Diponegoro Semarang Ghulam Manar menilai bahwa peluang pendatang baru untuk calon anggota legislatif DPR RI, khususnya di Daerah Pemilihan Jateng 1 pada Pemilu 2024 cukup besar meski melawan petahana.

"Petahana memang punya keunggulan, tetapi pendatang baru juga punya peluang," katanya, saat focus group discussion (FGD) bertema "Pileg Sudah Dekat, Siapa Wakil DPR RI dari Jateng 1", di Semarang, Jumat.

Ia menyebutkan sejumlah keunggulan yang dimiliki petahana dibanding pendatang baru, seperti jam terbang, jejaring, hingga strategi, tetapi petahana pun juga memiliki beberapa kelemahan.

Di antaranya, konstelasi politik nasional yang akan berpengaruh ke daerah, perawatan jejaring yang kurang, dan "underperform", yakni performa kurang memuaskan semasa menjadi wakil rakyat.

Namun, diakuinya, beberapa pendatang baru pun juga memiliki jejaring yang kuat, seperti memanfaatkan jejaring orang tuanya, misalnya Rahajeng Widyaswari yang merupakan putri mendiang Tjahjo Kumolo.

"Jejaring organisasi juga dimanfaatkan oleh pendatang baru, misalnya Sri Nur Ainingsih dan Achmas Maulani dari PKB. Mereka menggunakan jejaring NU dan Fatayat. Ada juga Agung BM dari PKS," katanya.

Untuk wilayah Jateng ada 77 kursi DPR RI terbagi dalam 10 dapil yang akan diperebutkan 18 partai politik peserta Pemilu 2024, sedangkan untuk Dapil Jateng 1 memperebutkan 8 kursi.

pengamat politik UIN Walisongo Semarang M Kholidul Adib memperkirakan kursi DPR RI Dapil Jateng 1 nantinya masih didominasi partai yang sekarang ini memiliki kursi di parlemen.

Pada Pemilu 2019, Dapil Jateng 1 menempatkan PDIP dengan dua kursi, Gerindra satu kursi, Golkar satu kursi, PKB satu kursi, Demokrat satu kursi, Nasdem satu kursi, dan PKS satu kursi.

PDI Perjuangan, kata dia, masih berpeluang dapat dua kursi dengan hadirnya beberapa pendatang baru yang punya kekuatan, yaitu Rahajeng Widyaswari dan Samuel Wattimena, sedangkan Gerindra juga berpeluang mengamankan satu kursi lewat Sugiono, wakil ketua umum partai.

Sementara itu, Darmawan Iskandar dari Aksara Consulting mengakui bahwa Dapil Jateng 1 memang berisikan banyak caleg yang merupakan sosok berpengaruh sehingga kerap disebut sebagai "dapil neraka".

Sebut saja, Mochamad Herviano dari PDIP yang merupakan anak Kepala BIN Budi Gunawan, Yoyok Sukawi (CEO PSIS) di Partai Demokrat, Jamal Mirdad dan Sugiono dari Gerindra yang membuat pertarungan jadi kompetitif.

Kalau dari partai, ia memprediksi masih akan didominasi partai-partai besar, seperti PDIP, Golkar, PKS, PKB, Gerindra, sedangkan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), NasDem, dan Partai Demokrat akan saling berebut dua kursi terakhir.

"Posisi PSI yang dipimpin anak Presiden Jokowi bisa jadi kuda hitam, 'underdog', yang mengancam caleg partai lain. Kalau mereka lolos parliamentary threshold (PT), maka diprediksi akan merebut satu kursi," katanya.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024