Fuzhou (ANTARA) - Tahun 2024 merupakan tahun simbolis Pertukaran Antarmasyarakat China-ASEAN, dan Upacara Peluncuran Karnaval Festival Musim Semi China-ASEAN 2024 diselenggarakan di Fuzhou, Provinsi Fujian, pada 2 Februari.

Dalam upacara peluncuran tersebut, Inisiatif Gabungan oleh Aliansi Pariwisata Internasional Kota-Kota Jalur Sutra untuk Meningkatkan Kerja Sama Pariwisata Regional China-ASEAN dirilis.

Aliansi Pariwisata Internasional Kota-Kota Jalur Sutra dibentuk pada September 2023, disponsori bersama oleh Pusat Pertukaran Budaya China-mancanegara di Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China dan kota-kota wisata terkenal di dalam dan luar China.

Saat ini, 63 kota wisata terkenal dari 28 negara termasuk Kamboja, Malaysia, Filipina, Thailand, Myanmar, dan negara-negara ASEAN lainnya telah bergabung dengan aliansi ini.

Inisiatif Gabungan untuk Memperkuat Kerja Sama Pariwisata Regional China-ASEAN bertujuan untuk memperdalam hubungan bertetangga dan persahabatan yang baik, mempromosikan pembelajaran bersama antarperadaban dan kerja sama yang saling menguntungkan. Inisiatif tersebut mencakup tiga aspek utama.

Pertama, memperkuat koordinasi dan hubungan untuk mencapai keuntungan bersama. Di bawah kerangka kerja aliansi itu, kegiatan merek seperti forum pertemuan tahunan, roadshow pameran, dan negosiasi perusahaan akan digunakan untuk meningkatkan koordinasi kebijakan industri dan aktivitas berbagi informasi dari semua pihak di bidang pariwisata.

Area-area aliansi itu akan memfasilitasi dan mendukung satu sama lain dalam hal kebijakan masuk dan keluar serta perlindungan hak dan kepentingan wisatawan, serta mempertahankan pertukaran wisatawan untuk membantu pemulihan industri pariwisata.

Kedua, membangun merek regional dan meningkatkan popularitas internasional. Aliansi itu akan meluncurkan "Rencana Aksi Gabungan China-ASEAN untuk Promosi Pariwisata Internasional", dan bersama-sama menciptakan dan mengembangkan produk merek pariwisata khas regional dengan tema "Sungai Lancang-Mekong", Jalur Sutra Maritim, ekowisata, dan pariwisata kesehatan, kemudian mempromosikannya ke negara dan kawasan di luar China-ASEAN, sehingga dapat meningkatkan reputasi pariwisata regional dan mewujudkan pertumbuhan bersama pariwisata inbound.

Ketiga, memberikan dukungan intelektual dan mendorong pembangunan yang terkoordinasi. Negara-negara anggota aliansi tersebut akan melakukan pelatihan, konsultasi ahli, investigasi lapangan, dan kegiatan-kegiatan lainnya untuk membantu kota-kota yang relevan mengembangkan sumber daya pariwisata, menyempurnakan industri pariwisata, serta mewujudkan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan antara China dan ASEAN.

Lin Baojin, Sekretaris Komite Partai Kota Fuzhou, mengatakan bahwa Fuzhou telah menjalin hubungan dengan kota-kota di lima negara ASEAN. Komite Kerja Sama Maritim Abad ke-21 yang dipimpin oleh Fuzhou memiliki 11 anggota ASEAN, dan ASEAN menjadi mitra dagang terbesar Fuzhou selama empat tahun beruntun.

Sejumlah proyek seperti proyek "Dua Negara, Taman Kembar" China-Indonesia membantu Fuzhou memperluas pertukaran dan kerja sama luar negeri. Fuzhou akan menyelenggarakan serangkaian kegiatan guna memperkuat pertukaran pemuda serta bersama-sama mendorong pertukaran dan kerja sama dengan negara-negara ASEAN di bidang nonpemerintah, pendidikan, dan budaya.

  H.E. Prak Phannara, Sekretaris Negeri Kementerian Pariwisata Kamboja, mengatakan bahwa bersamaan dengan Tahun ASEAN-China 2024, pemerintah negara kerajaan itu juga menetapkan 2024 sebagai "Tahun Pertukaran Antarmasyarakat Kamboja-China".

Kamboja dan China menyaksikan perkembangan kerja sama secara bertahap di berbagai bidang yang telah dipertahankan dan diperkuat dalam semangat persahabatan yang kokoh, Kerja Sama Berlian Kamboja-China, dan Komunitas Kamboja-China dengan Masa Depan Bersama di Era Baru. Kerja sama kami juga dintensifkan melalui kerangka kerja Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra, kerja sama subregional seperti Kerja Sama Mekong-Lancang, kerangka kerja sama ASEAN, dan dukungan timbal balik di kancah internasional.

Kamboja siap menyambut lebih banyak wisatawan dan investor dari China.   Dalam upacara peluncuran tersebut, para tamu dari China dan mancanegara melakukan kegiatan melukis mata barongsai tradisional. Terdapat 45 stan khusus dalam karnaval tersebut, termasuk Warisan Budaya Takbenda Fuzhou dan produk-produk khas dari 10 negara ASEAN seperti Indonesia, Thailand, dan Malaysia, yang menarik banyak wisatawan untuk membelinya.
SIEM REAP, KAMBOJA, 26/11 - WISATA ANGKOR THOM. Seorang wisatawan mengujungi Candi Angkor Thom di Siem Reap, Kamboja, Rabu (25/11). Angkor Thom yang juga dikenal dengan nama Candi Bayon bersama Candi Angkor Wat menjadi tulang punggung pariwisata Kamboja dalam menarik wisatawan mancanegara. FOTO ANTARA/Andika Wahyu/Koz/09. (ANTARA/ANDIKA WAHYU)


 Dalam upacara peluncuran tersebut, para tamu dari China dan mancanegara melakukan kegiatan melukis mata barongsai tradisional. Terdapat 45 stan khusus dalam karnaval tersebut, termasuk Warisan Budaya Takbenda Fuzhou dan produk-produk khas dari 10 negara ASEAN seperti Indonesia, Thailand, dan Malaysia, yang menarik banyak wisatawan untuk membelinya. 

 Setelah upacara tersebut, karnaval itu juga akan menyelenggarakan pameran budaya takbenda Festival Musim Semi, pasar bertema, pertunjukan seni, dan sejumlah kegiatan budaya lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut terbuka bagi masyarakat umum. Para pelajar ASEAN di Fujian dan wisatawan dari negara-negara ASEAN pun turut diundang untuk berpartisipasi. 

Setelah upacara tersebut, karnaval itu juga akan menyelenggarakan pameran budaya takbenda Festival Musim Semi, pasar bertema, pertunjukan seni, dan sejumlah kegiatan budaya lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut terbuka bagi masyarakat umum. Para pelajar ASEAN di Fujian dan wisatawan dari negara-negara ASEAN pun turut diundang untuk berpartisipasi. 

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024