Tiga korban meninggal dunia atas nama Surya (50), Winardi (40) dan Dwi Lestari (29). Sementara tiga korban lainnya hilang dalam tabrakan tersebut belum ditemukan yakni Eko, Gunadi dan Icha (4). Icha merupakan jenazah yang rencananya akan dimakamkan
Palembang (ANTARA) - Badan SAR Nasional (Basarnas) masih mencari tiga orang korban kecelakaan tabrakan perahu motor cepat di perairan Banyuasin di Desa Bunga Karang, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan yang terjadi pada Minggu dinihari.

Kepala Basarnas Palembang Raymond Konstantin dalam keterangannya di Palembang, Minggu, mengatakan kecelakaan tersebut terjadi pada pukul 00.30 WIB. Perahu motor cepat Sinar Agung dinakhodai Sudarno.

“Kapal tersebut bermuatan sembilan orang penumpang dan satu jenazah balita. Total ada 11 orang di atas kapal. Pukul 10:15 WIB usai mendapatkan informasi, tim penyelamatan langsung meluncur untuk mencari para korban," katanya.

Ia menjelaskan informasi Polairud Polda Sumsel, tiga korban meninggal dunia atas nama Surya (50), Winardi (40) dan Dwi Lestari (29). Sementara tiga korban lainnya hilang dalam tabrakan tersebut belum ditemukan yakni Eko, Gunadi dan Icha (4). Icha merupakan jenazah yang rencananya akan dimakamkan.

Baca juga: Satu penumpang meninggal dalam tabrakan kapal cepat di OKI

Sedangkan, korban selamat dan mengalami luka-luka, Trisno (35), Junarti (37), Nando (30), Suyoto (22) dan Sudarno (40).

Kronologi kecelakaan tersebut awalnya kapal yang dinakhodai Sudarno berangkat dari Dermaga PU Desa Bunga Karang, Kecamatan Tanjung Lago, Banyuasin hendak menuju ke Primer 8, Kecamatan Lalan, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) dan saat melintasi perairan Tanjung Serai, Desa Bunga Karang, Tanjung Lago, kapal bertabrakan dengan perahu ketek bermuatan kelapa yang dinakhodai Hardi yang bertolak dari Sungai Bungin.

"Insiden tabrakan menyebabkan perahu cepat Sinar Agung pecah dan tenggelam serta menimbulkan korban jiwa, luka dan hilang masih dalam pencarian," jelasnya.

Basarnas Palembang telah memberangkatkan dua tim penyelamatan menuju lokasi kejadian untuk melakukan proses pencarian para korban, serta berkoordinasi dan mengkoordinir unsur SAR gabungan yang terdiri atas Basarnas, TNI/Polri dan pemda setempat termasuk perangkat desa dan pihak medis terdekat serta lainnya.

"Adapun alat yang digunakan antara lain satu unit Rescue D-Max, satu unit RBB, satu unit perahu karet, satu set Aqua Eyd, dua set alat selam, dan alat pendukung air lainnya," kata Raymond.

Baca juga: Satu orang tewas dalam tabrakan dua kapal cepat di Musi Banyuasin

Pewarta: Ahmad Rafli Baiduri
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024