Islamabad (ANTARA News) - Para politikus Pakistan hari Senin setuju mengadakan perundingan perdamaian dengan Taliban dan mendesak pemerintah memulai dialog untuk mengakhiri pertumpahan darah yang telah berlangsung selama lebih dari satu dasawarsa.

Konsensus untuk memulai perundingan dengan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) dicapai selama Konferensi Semua Partai (APC) yang diadakan di Islamabad, ibu kota Pakistan, yang diprakarasai Perdana Menteri Nawaz Sharif, lapor AFP.

Perwakilan dari partai-partai politik oposisi dan koalisi utama setuju meminta pemerintah "memprakarsai dialog" dalam upaya mengendalikan militansi dan memulihkan hukum serta ketertiban di Pakistan.

"Kami menaruh kepercayaan penuh pada upaya Perdana Menteri dalam masalah ini dan meminta pemerintah federal memprakarsai dialog dengan semua pihak yang berkepentingan," kata partai-partai yang hadir pada pertemuan itu dalam sebuah pernyataan.

Penegasan itu disampaikan sebulan setelah PM Sharif menyerukan perundingan dengan TTP selama pidato nasional pertamanya yang disiarkan televisi setelah ia menang dalam pemilihan umum.

Pakistan pada masa silam telah melakukan perundingan perdamaian dengan militan. Namun, semua kesepakatan terdahulu gagal dan mendapat kecaman pedas baik dari dalam negeri maupun AS karena memungkinkan militan menyatukan diri lagi sebelum melancarkan gelombang serangan baru.

"Untuk tujuan ini (APC) mengizinkan (pemerintah federal) mengambil semua langkah yang dianggap perlu, termasuk pengembangan mekanisme yang tepat dan identifikasi mitra bicara," kata resolusi para politikus itu.

Partai-partai juga mengungkapkan ketidakpuasan mereka atas serangan pesawat tak berawak AS yang terus berlangsung dan meminta pemerintah Pakistan mengajukan masalah itu ke kancah internasional.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al Qaida di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.

Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.

Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.

Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al Qaida Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011.


Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013