Bangkok, Thailand (ANTARA) - Perdana Menteri dan Menteri Keuangan Thailand Srettha Thavisin mengakui bahwa terdapat masalah teknis dibalik gagalnya sistem pemeriksaan imigrasi dan diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 12 bulan atau 1 tahun untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

“Sistem backup tidak efisien dan ketika jumlah orang yang masuk bertambah, sistem menjadi lamban,” kata PM Thailand Srettha Thavisin saat melakukan inspeksi mendadak di Bandar Udara Suvarnabhumi, Thailand, Senin.

Alasan Perdana Menteri melakukan inspeksi mendadak karena ia merasakan langsung sistem imigrasi di bandara alih-alih hanya mengandalkan laporan yang diterimanya.

Ia mengakui bahwa terdapat permasalahan seperti sistem teknologi informasi yang terputus-putus, ketidakstabilan dalam sistem backup, dan kurangnya staf dalam pemeriksaan imigrasi. Ia juga menyampaikan permasalahan yang dihadapi penumpang, antara lain keterlambatan akibat banyaknya orang yang masuk dan keluar.

Normalnya, sistem Indikator Kinerja Utama (KPI) membutuhkan waktu untuk memproses seseorang yang melewati imigrasi adalah 45 detik, namun saat ini dengan kondisi semua stasiun pengecekan terisi, membutuhkan waktu lebih dari 1 menit yang berdampak pada penundaan lebih lanjut.

Namun alih-alih menyebutnya sebagai masalah, ia justru melihatnya sebagai peluang perbaikan signifikan di berbagai aspek.

“Ketika pemerintah berencana untuk mengumumkan peningkatan bandara secara nasional pada awal Maret, sistem imigrasi dan berbagai prosedur di bandara sangatlah penting,” ucap Perdana Menteri.

Lebih lanjut Srettha Thavisin menyampaikan jumlah wisatawan yang masuk ke Thailand saat ini sudah sebanding dengan periode sebelum COVID-19 terjadi. Ia menegaskan pengelolaan yang efektif sangatlah penting dan KPI ditetapkan untuk memastikan bahwa wisatawan yang masuk tidak menghabiskan lebih dari 30 menit dalam antrian stempel paspor.

Kemudian untuk mengatasi masalah keterlambatan bagasi, dia mengatakan meskipun perbaikan telah dilakukan, upaya untuk meningkatkan sistem akan terus dilakukan. Dia berencana memeriksa sistem konveyor bagasi lebih lanjut.

Sedangkan mengenai kurangnya jumlah petugas polisi imigrasi, pada hari ini dirinya akan mengadakan pertemuan yang dihadiri oleh Komisaris Polisi Imigrasi untuk membahas masalah tersebut.

Sumber : TNA-OANA

Baca juga: Genjot industri pariwisata, China dan Thailand masuki "era bebas visa"
Baca juga: Thailand targetkan tarik 8 juta wisatawan China pada 2024


Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Arie Novarina
Copyright © ANTARA 2024