Sumenep (ANTARA News) - Meninggalnya pakar ilmu politik UGM asal pulau Garam Madura, Prof Dr Riswanda Imawan di Yogyakarta, Jumat (4/8) membuat warga Madura merasa kehilangan tokoh politik yang dinilai jernih dalam berpikir dan konsisten dalam mempertahankan argumennya. "Saya merasa kehilangan tokoh politik yang mampu berpikir jernih dan konsisten terhadap apa yang dilontarkan, baik itu dalam bentuk tulisan maupun dalam berbagai diskusi di tanah air," kata D Zawawi Imron, Budayawan Madura yang tinggal di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Sabtu. Zawawi yang mengaku kawan dekat dan sering berkomunikasi via telepon mengatakan, merasa kesulitan mencari orang sekelas Riswanda Imawan dalam ketajaman berpikir. Bahkan, ia juga meyakini, bangsa Indonesia kehilangan seorang tokoh yang mampu mempertahankan komitmennya. Ketika kawan-kawannya masuk dalam dunia politik praktis dan di pemerintahan, Riswandha tetap konsisten memilih dunia akademisi yang ia yakini lebih bijak untuk menyampaikan ide ilmiahnya dalam dunia politik. Riswanda Imawan yang kelahiran Bangkalan, 17 Januari 1955 silam itu, tergolong cerdas dalam melihat persoalan politik di tanah air. Bahkan, kata Zawawi, di era sekarang ini, keberadaannya sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia untuk mengembalikan perjalanan politik menjadi lebih baik. "Almarhum sangat tegas dalam melihat persoalan, dan tidak pernah menyerah dengan keadaan," ucap Zawawi saat dihubungi ANTARA melalui telepon yang mengaku ada di Kendari. Namun demikian, kata Zawawi, dalam kepribadiannya sangat lemah lembut dan sopan kepada setiap orang, serta tidak malu untuk menunjukkan identitasnya sebagai orang Madura. Komunikasi terakhir antara Budayawan Madura Zawawi Imron dengan Riswanda Imawan, yang diakui Zawawi dua tahun lalu itu, sangat membekas. Canda dan homur soal bangsa dan perjalanan politik di Indonesia menjadi kebiasaan saat melakukan komunikasi dengan Zawawi.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006