Konsumsi masyarakat berpenghasilan rendah cenderung cukup solid di tengah penyaluran bansos dari pemerintah pusat
Jakarta (ANTARA) - Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai penyaluran bantuan sosial (bansos) oleh pemerintah pusat berhasil menjaga konsumsi masyarakat pada kuartal IV-2023.

“Konsumsi masyarakat berpenghasilan rendah cenderung cukup solid di tengah penyaluran bansos dari pemerintah pusat,” kata Josua saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.

Perekonomian Indonesia pada kuartal IV-2023 tercatat tumbuh 5,04 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), di mana kontributor utamanya masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB).

Konsumsi rumah tangga pada kuartal IV-2023 ialah sebesar 4,47 persen, melambat bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 5,05 persen.

Komponen konsumsi yang mencatatkan kinerja tertinggi adalah transportasi dan komunikasi serta konsumsi restoran dan hotel. “Dengan demikian, belanja rekreasi cukup solid sekalipun terindikasi mengalami normalisasi jika dibandingkan dengan kinerjanya pada 2022,” ujar Josua.

Sementara belanja barang tahan lama cenderung melambat pada kuartal IV-2023, tercermin pada penjualan mobil secara ritel terkontraksi 10,5 persen yoy. Selain itu, penjualan motor pada periode yang sama juga terkontraksi 5,8 persen yoy.

Menimbang sejumlah kinerja tersebut, Josua menilai penyaluran bansos pada kuartal IV mampu menjaga kinerja konsumsi rumah tangga.

Adapun dari sisi PMTB, Josua menilai komponen ini cenderung resilien di kisaran 5 persen yoy. Menurutnya, hal itu disebabkan investasi bangunan yang sejalan dengan penyelesaian proyek infrastruktur, terutama proyek strategis nasional.

“Meski konsumsi rumah tangga dan investasi/PMTB pada kuartal IV-2023 cenderung melambat, komponen konsumsi pemerintah cenderung meningkat, sejalan dengan percepatan penyerapan anggaran belanja bansos, belanja barang, belanja modal, dan belanja subsidi,” tutur dia.

Diketahui, pemerintah melalui Kementerian Keuangan menambah kucuran paket kebijakan pada kuartal IV-2023 sebagai bentuk mitigasi dampak El Nino dan tekanan ekonomi global, di mana salah satu paketnya merupakan penebalan bansos.

Penebalan bansos tersebut berupa bantuan beras 10 kilogram yang diberikan kepada 21,3 juta kelompok penerima manfaat (KPM) pada Desember. Kebijakan tersebut untuk menangani kenaikan harga beras yang praktiknya dilakukan melalui kerja sama dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dan Bulog.

Kemudian, bantuan langsung tunai (BLT) senilai Rp200 ribu per bulan untuk November dan Desember yang diberikan kepada 18,8 juta KPM.

Kebijakan tersebut bertujuan untuk menjaga daya beli, stabilisasi harga, dan pengendalian inflasi.

“APBN perlu untuk memberikan perlindungan dengan penebalan bansos. Ini supaya memperkuat kegiatan ekonomi, terutama terutama masyarakat rendah yang berpendapatan rendah,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam keterangannya, Rabu (25/10/2023).

Baca juga: Indef nilai bansos tak efektif turunkan angka kemiskinan
Baca juga: Airlangga: Penyaluran bansos bentuk kehadiran pemerintah


Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024