Kedamaian dan kerukunan harus dihadirkan sebagai komitmen kolektif
Jakarta (ANTARA) - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengajak tokoh lintas agama untuk menebarkan pesan perdamaian kepada umat dalam menyambut Pemilihan Umum 2024.

Bamsoet (sapaan akrabnya) mengatakan pemilu yang semakin dekat harus disambut dengan suka cita sebagai pesta demokrasi. Ia juga berpesan pesta demokrasi jangan berubah menjadi bencana dan bergeser menjadi konflik horisontal hanya karena kepentingan segelintir pihak.

"Para pemuka agama diharapkan dapat memanfaatkan setiap momentum acara keagamaan sebagai sarana untuk menebar pesan-pesan perdamaian," ujar Bamsoet saat menghadiri acara "Ngobrol Perkara Iman (NGOPI) Lintas Agama" di Banjarnegara, Jawa Tengah, Selasa, sebagaimana keterangan tertulis diterima di Jakarta.

Baca juga: Bamsoet ajak seluruh elemen bangsa wujudkan Pemilu yang damai

Dia meminta para pemuka agama menyebarkan semangat persaudaraan dan persatuan serta memfasilitasi penyebarluasan nilai-nilai kebajikan. "Demi terwujudnya harmoni dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," tambahnya.

Bamsoet menambahkan Indonesia memiliki penduduk lebih dari 273 juta jiwa, terdiri dari 1.340 suku yang memiliki 733 bahasa, serta menganut enam agama dan puluhan aliran kepercayaan. Hal ini menempatkan Indonesia pada posisi yang rentan terhadap ancaman perpecahan.

"Oleh karena itu, merawat persatuan dan kesatuan bangsa agar tidak bisa diadu domba dan dipecah belah merupakan sebuah keharusan, terutama dalam menghadapi Pemilu 2024, pada sisa masa kampanye yang hanya beberapa hari lagi," pesan Bamsoet.

Baca juga: Bamsoet ingatkan peran penting KSAD jaga netralitas pada Pemilu 2024

Bamsoet juga mengatakan kehidupan yang damai merupakan pesan universal yang dimuliakan dan dijunjung tinggi oleh setiap agama. Kedamaian merupakan keniscayaan bagi setiap umat untuk dapat hidup berdampingan.

"Kedamaian bukanlah sesuatu yang given (diberikan). Kedamaian dan kerukunan harus dihadirkan sebagai komitmen kolektif serta diwujudkan dalam langkah implementasi," tuturnya.

Wadah diskusi tokoh lintas agama tersebut dihadiri para tokoh agama Islam, Katolik, Kristen Protestan, Hindu, dan Budha, di antaranya adalah Gus Hayat (Islam), Pendeta Yakobus dan Pendeta Lukas (Kristen Protestan), Yeppy (Hindu), dan Swastika (Budha).

Baca juga: Bamsoet sebut ketersediaan rumah jadi "PR" presiden mendatang

Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Didik Kusbiantoro
Copyright © ANTARA 2024