Kuala Lumpur (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak Brunei Darussalam untuk ikut bergabung bersama Indonesia dan Malaysia dalam memperkuat pasukan pemelihara perdamaian PBB di Lebanon. "Saya akan sangat senang jika Bapak Sultan mempertimbangkan agar Brunei menjadi bagian dari pasukan pemelihara perdamaian PBB. Pasukan Indonesia, Malaysia, dan Brunei bisa bekerjasama," katanya dalam pembicaraan per telepon dengan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah di Tampat Istirahat "Kirana", Selangor, Sabtu. Presiden Yudhoyono mengatakan hal itu ketika dalam perjalanan kembali ke penginapannya di Kuala Lumpur setelah mengunjungi perusahaan Golden Hope Bhd di Pulau Carey, Selangor. Kepada Sultan Brunei, Presiden Yudhoyono menyampaikan bahwa Indonesia dan Malaysia telah sepakat untuk mengirimkan pasukannya untuk menjadi pasukan pemelihara perdamaian PBB (UN Peace Keeping Force) di Lebanon (UNIFIL). "Secara politik dan sosial bagus, karena ketiga negara (Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam) mewakili koalisi dari Asia," katanya. Sambil menunggu keputusan PBB dalam upaya mereka mewujudkan gencatan senjata, katanya dalam pembicaraan dengan Sultan Brunei lewat telepon selular itu, Presiden Yudhoyono meminta Sultan Brunei untuk menugasi panglima tentaranya agar bisa bersama-sama berunding dengan panglima tentara Indonesia dan Malaysia guna merencanakan kontribusi apa yang ingin dibuat. "Meskipun tidak sekuat Eropa dan negara lain, tetapi akan sangat bagus jika kita memberi kontribusi dalam pasukan itu. Mudah-mudahan bisa segera terjadi gencatan senjata karena korban terus berjatuhan," katanya mengakhiri pembicaraannya dengan Sultan Brunei. Usai melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Sultan Brunei, Presiden Yudhoyono mengatakan Brunei menyambut baik ajakan Indonesia tersebut. Presiden berharap panglima tentara Indonesia, Malaysia, dan Brunei dapat segera berkoordinasi lebih lanjut agar jika pada saatnya dibutuhkan maka pasukan pemelihara perdamaian dari ketiga negara tersebut bisa segera menjalankan tugasnya. Dalam beberapa kali kesempatan Indonesia menyatakan siap mengirim satu batalion TNI guna bergabung sebagai pasukan pemelihara pedamaian PBB di Libanon (UNIFIL). Dalam jumpa pers di Hotel JW Marriot, Kuala Lumpur, Presiden Yudhyono mengatakan juga sudah berbicara langung dengan PM Lebanon Fuad Siniora yang menyatakan terima kasih dan penghargaannya terhadap upaya yang dilakukan Indonesia, termasuk keinginan bergabung dalam UNIFIL. "Saya juga menyampaikan bahwa kita turut simpati dan mendoakan agar beliau tegar. Kita respek dengan langkah pemerintah Lebanon untuk mengatasi situasi yang sangat sulit tersebut," katanya. Indonesia dan Lebanon, kata Presiden, sepakat untuk terus berkomunikasi pada tingkat menteri agar Indonesia bisa secara optimal berkontribusi dalam penyelesaian kasus Lebanon untuk menyelamatkan rakyat Lebanon. Selain itu, katanya, diplomasi yang dilakukan pemerintah terus berjalan dan Dubes Indonesia di New York juga mengambil langkah-langkah untuk memantau apa yang dilakukan PBB. Presiden juga menyatakan telah memanggil Panglima TNI untuk mendengarkan laporan kesiapan pasukan Indonesia jika sewaktu-waktu diperlukan menjadi bagian dari UNIFIL, termasuk berkoordinasi dengan tentara Malaysia dan Brunei Darussalam.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006