Jakarta (ANTARA News) - Mantan Wakil Kepala Kepolisian RI yang saat ini menjadi anggota Komisi III DPR RI, Adang Daradjatun menilai motif penembakan terhadap anggota Polri akhir-akhir ini karena ketidaksenangan kelompok tertentu atas kinerja Polri.

"Memang agak sulit menangkap motifnya karena masih dalam pendalaman. Tapi kemungkinan-kemungkinan bahwa orang-orang yang tidak merasa enak, merasa terganggu setelah polisi berhasil melakukan penangkapan-penangkapan terhadap bandar-bandar, kegiatan yang bersifat organisasi kriminal, pasti kelompok-kelompok tersebut yang tidak bisa disebut satu persatu. Ya pasti masyarakat yang membuat gaduh dan tidak senang kepada Polri," kata Adang di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Rabu.

Namun Adang tak menyebutkan secara spesifik kelompok yang mau balas dendam, apakah kelompok orang tersebut adalah bandar-bandar narkoba atau teroris

"Saya tidak lihat spesifik, tapi orang maupun kelompok yang merasa terganggu dengan kerja polisi, pasti dia akan melakukan pembalasan. Saya tidak melihat itu, harus dilihat kasus per kasus," kata Adang.

Ia mengakui bahwa pelaku sangat profesional dalam melakukan aksinya. Ia juga menduga, senjata yang digunakan berasal dari daerah konflik.

"Itu yang menarik bagi saya. Sebab sejak saya melakukan analisis terhadap penembakan anggota Polri, hampir semua pelaku sangat mahir, cara melakukan, menembak, melarikan diri sangat terlatih. Soal senjata, cukup berat bagi Kepolisian untuk mendeteksi asal usulnya, mungkin dulu berasal dari konflik. Yang pasti untuk senjata yang teregistrasi dengan baik, jarang digunakan. Pasti ini senjata-senjata gelap," kata Adang.

Politisi Partai Keadilann Sejahtera itu menambahkan, untuk mengantisipasi agar tidak terjadi lagi penembakan kepada anggota Polri, disarankan agar pimpinan Polri meningkatkan kinerja dari inteligen.

"Saya hanya titip kepada kepolisian, kemampuan inteligen harus lebih ditingkatkan lagi dan tidak ada jalan lain. Kalau kita bicara penindakan, sudah dilakukan oleh Densus dan itu sudah terlambat. Inteligen ini harus mampu untuk antisipasi kejadian-kejadian tersebut sehingga setelah kejadian, baru dilakukan tindakan akan percuma," ungkap Adang.

Selain meningkatkan kinerja inteligen, Adang juga menyarankan agar dilakukan peningkatan patroli-patroli untuk setiap wilayah. Masing-masing komandan kesatuan, katanya, untuk lebih meningkatkan kembali prosedur patroli dan ketentuan yang mengatur, kode etik pelaksanaan tugas.

"Peningkatan kemampuan patroli untuk hadir ditengah-tengah masyarakat harus lebih ditingkatkan sehingga memberikan efek kesiapsiagaan Polri. Kesiapan mobil patroli dan aparat selalu dilakukan setiap saat," kata Adang.

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013