Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Republik Indonesia dan Amerika Serikat menjajaki kerja sama pengembangan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) dalam rangka tindak lanjut pengembangan ekosistem AI khususnya di Indonesia.

Adapun Indonesia diwakili oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria dan perwakilan Amerika Serikat diwakili oleh Dr. Seth Center selaku US Acting Special Envoy for Critical and Emerging Technology.

"Kita bicara bagaimana Tata Kelola AI yang sedang berlangsung di Amerika dan sejumlah persoalan Tata Kelola kecerdasan buatan secara global," kata Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria dalam keterangan persnya yang diterima, Selasa.

Baca juga: Pemerintah jajaki implementasi AI yang minim risiko dengan China

Baca juga: Wamenkominfo tekankan pentingnya berpikir kritis hadapi hoaks dari AI


Ia melakukan pertemuan bilateral tersebut sebagai bagian dari rangkaian Forum Global UNESCO tentang Etika AI di Brdo Congress Centre, Slovenia, Senin (5/2) waktu setempat.

Menurut Nezar, komitmen Indonesia dalam mengembangkan teknologi AI memerlukan dukungan kerja sama dengan negara besar seperti Amerika Serikat.

"Saya kira ini kesempatan yang baik juga untuk mempertajam, memperkuat, dan mendorong lebih maju lagi transfer pengetahuan dan keterampilan dalam pengembangan AI ini dengan negara-negara besar seperti Amerika," jelasnya.

Wamenkominfo menyatakan Indonesia dan Amerika Serikat telah menjalin hubungan kerja sama erat di bidang digital. Salah satunya mengenai pengembangan sumberdaya manusia atau talenta digital.

"Kementerian Kominfo sudah memiliki Program Digital Talent Scholarship yang bekerjasama dengan sejumlah universitas di Amerika Serikat. Diantaranya dengan Stanford University, Institut Teknologi Massachusetts (MIT), dan Harvard University," ujarnya.

Program DTS merupakan salah satu pelatihan unggulan Kementerian Kominfo untuk melatih kemampuan dan pengembangan kompetensi talenta digital di level intermediate.

Sejak 2018, program ini ditargetkan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa di era Industri 4.0, serta mampu memenuhi kebutuhan tenaga terampil di bidang teknologi.

Dalam Program DTS terdapat banyak akademi, yaitu Fresh Graduate Academy (FGA), Vocational School Graduate Academy (VSGA), Thematic Academy (TA), Professional Academy (ProA), Government Transformation Academy, Digital Entrepreneurship Academy (DEA), dan Talent Scouting Academy (TSA).

Baca juga: Wamenkominfo: Penyiapan Perpres AI perlu untuk payung hukum lebih kuat

Baca juga: Wamenkominfo dorong pengembangan etika AI dunia pendidikan

 

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024