Jakarta (ANTARA News) - Harga iPhone murah terbaru buatan Apple yang ternyata lebih tinggi dari perkiraan semua telah membangkitkan kekhawatiran tergerusnya marjin keuntungan, di samping menyembulkan kekhawatiran bahwa perusahaan itu tidak cukup agresif dalam bersaing melawan sistem operasi Android keluaran Google Inc yang mendominasi pasar.

Pada pembukaan pasar saham Rabu waktu AS saham Apple turun 3 persen menjadi 480.50 dolar AS, sehari setelah perusahaan ini mengenalkan 5S, iPhone high-end dengan pemindai sidik jari, selain sebuah model 5C yang lebih murah yang menyasar pasar ekonomi berkembang.

"Kami khawatir ketidakmampuan atau ketidakinginan Apple bersaing dengan menawarkan harga murah untuk pasar berkembang hampir menjamin bahwa perusahaan itu akan berlanjut menjadi kerugian besar dalam pasar ponsel pintar sampai perusahan ini memilih untuk mengatasi produk low end," kata analis Sanford C. Bernstein sepert dikutip Reuters.

Namun analis Nomura Equity Research Stuart Jeffrey yang menaikkan target harga saham Apple menjadi 480 dolar AS dari 420 dolar AS, mengatakan bahwa Apple bisa saja memastikan marjin yang stabil untuk beberapa kuartal mendatang dengan menghargai  5C sebesar 99 dolar AS lewat sistem kontrak atau 549 dolar AS tanpa kontrak.

"Alih-alih menawarkan harga yang atraktif untuk konsumen, dan menggeser iPhone 5c ke segmen harga yang baru dan bertumbuh, Apple mempertahankan strategi harga premium dalam menyasar segmen ponsel pintar 400-800 dolar AS," kata analis Credit Suisse, Kulbinder Garcha.

Sementara itu, dengan menyebut 5C bukan ponsel untuk kalangan kurang mampu, analis Cowen and Company, Timothy Arcuri, mengatakan hubungan baru Apple dengan NTT DoCoMo Inc dari Jepang dan China Mobile Ltd mendukung estimasi keuangan Apple pada 2014 yang akan terlihat terlalu rendah.

Laba kuartal ketiga Apple jatuh 22 persen setelah marjin kotor tergelincir 37 persen dibandingkan kuartal sama tahun lalu.

5C akan dijual seharga 730 dolar AS di China, lebih mahal 200 dolar AS dibandingkan di Amerika Serikat.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013