Jakarta (ANTARA) - Kerja sama pembangunan antara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan Amerika Serikat melalui US Agency for International Development (USAID) berhasil menjalankan tiga program senilai 26 juta dolar AS (sekitar Rp408 miliar) dalam lima tahun terakhir.

"Sebagai mitra, kami berharap dapat terus memperkuat peran sentral ASEAN di kawasan untuk menciptakan Asia Tenggara yang terbuka, terhubung, dan tangguh," kata Duta Besar AS untuk ASEAN Yohannes Abraham dalam acara ASEAN-USAID di Gedung Sekretariat ASEAN Jakarta, Rabu.

Sejak 2018, USAID telah berkolaborasi dengan ASEAN dalam tiga program: IGNITE, PROSPECT dan API.

IGNITE adalah kerja sama untuk pertumbuhan inklusif ASEAN-USAID melalui inovasi perdagangan dan e-commerce, dan PROSPECT adalah kemitraan untuk optimalisasi regional dalam bidang politik, keamanan, dan sosial budaya.

Sedangkan API adalah proyek implementasi kebijakan ASEAN yang didanai USAID dan Departemen Luar Negeri AS.

"AS bangga menjadi sumber investasi asing langsung dalam perdagangan barang dan jasa dua arah yang mengalami pertumbuhan 114 persen selama 10 tahun terakhir,” kata Abraham.

Melalui PROSPECT, ASEAN dan USAID berhasil melakukan sejumlah kerja sama, salah satunya adalah meningkatkan kapasitas lebih dari 220 praktisi di tiga negara ASEAN untuk membantu korban perdagangan orang.

Dengan IGNITE, yang diwujudkan melalui platform fasilitasi perdagangan elektronik ASEAN Single Window, transaksi perdagangan di ASEAN dapat menghemat sekitar 6,5 miliar dolar AS (sekitar Rp102 triliun) dalam lima tahun.

Sedangkan lewat API, USAID membantu Kementerian Perdagangan RI melakukan analisis peraturan untuk meningkatkan kesiapan Indonesia menghadapi negosiasi Perjanjian Kerangka Ekonomi Digital ASEAN (DEFA).

“Keberhasilan PROSPECT, IGNITE, dan API menunjukkan komitmen kami terhadap pemberdayaan ASEAN dan memperkuat kemitraan jangka panjang kami berdasarkan nilai-nilai bersama yang membuat kita semua lebih sejahtera, lebih aman, dan memberikan hasil bagi satu miliar penduduk kita jika digabungkan,” kata Abraham.

Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn memuji pencapaian ketiga program tersebut dan menantikan implementasi program penggantinya.

“Penting untuk memajukan kolaborasi di bidang-bidang utama yang sedang berkembang, seperti transportasi, kejahatan transnasional, pemberdayaan perempuan, kesehatan, iklim, lingkungan hidup, dan energi, termasuk melalui kerja sama di tingkat menteri,” tuturnya.

Dia juga menekankan pentingnya upaya untuk memajukan pembangunan sumber daya manusia di kawasan dan memperkuat hubungan antarmasyarakat, termasuk melalui perluasan Inisiatif Pemimpin Muda Asia Tenggara (VSEALI), Inisiatif Beasiswa Fulbright AS-AstAN, dan Institute for Rising Leaders Fellowship AS-ASEAN.

Baca juga: Proyek ASEAN Single Window berhasil menghemat Rp102 triliun
Baca juga: Indonesia-Laos-Malaysia jalankan mekanisme troika untuk isu Myanmar


Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2024