Jakarta (ANTARA News) - Nilai ekspor pada Juni 2006 yang mencapai 8,48 miliar dolar AS atau naik 1,70 persen dibanding ekspor Mei 2006 sebesar 8,34 miliar dolar menjadi rekor tertinggi dalam sejarah ekspor Indonesia. Namun demikian, kenaikan nilai ekspor juga dibarengi dengan kenaikan nilai impor Indonesia pada Juni 2006 sebesar 5,67 miliar dolar atau naik 12,00 persen dibanding Mei 2006 sebesar 5,06 miliar dolar. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan peningkatan ekspor Juni 2006 disebabkan oleh meningkatnya ekspor non migas sebesar 2,38 persen, yaitu dari 6.552,9 juta dolar menjadi 6.709,0 juta dolar. Sementara ekspor migas mengalami penurunan 0,82 persen dari 1.789,1 juta dolar menjadi 1.774,4 juta dolar. Penurunan ekspor migas disebabkan menurunnya ekspor hasil minyak sebesar 20,69 persen menjadi 180,2 juta dolar dan ekspor gas turun sebesar 17,22 persen menjadi 773,1 juta dolar. Namun ekspor minyak mentah naik 30,73 persen menjadi 821,1 juta dolar, meski harga rata-rata minyak mentah Indonesia di pasar dunia turun dari 70,01 dolar per barel di bulan Mei 2006 menjadi 67,85 dolar di bulan Juni 2006. Bila dibandingkan dengan bulan Juni 2005, nilai ekspor Juni 2006 mengalami peningkatan 23,05 persen, yang disumbang oleh naiknya ekspor non-migas sebesar 24,76 persen dan ekspor migas naik sebesar 16,99 persen. Penurunan ekspor migas (berdasarkan data Pertamina dan BP Migas) bulan Juni 2006 terhadap Mei 2006 disebabkan oleh menurunnya volume ekspor hasil minyak dan gas, masing-masing turun sebesar 3,38 persen dan 14,97 persen. Sebaliknya volume ekspor minyak mentah mengalami peningkatan sebesar 33,46 persen. Peningkatan terbesar ekspor non migas bulan Juni 2006 terhadap bulan Mei 2006 terjadi pada mesin/peralatan listrik sebesar 104,3 juta dolar sedangkan penurunan terbesar pada bahan bakar mineral sebesar 125,3 juta dolar. Komoditi lainnya yang juga mengalami peningkatan ekspor adalah alas kaki 50,2 juta dolar; pakaian jadi bukan rajutan 64,7 juta dolar; bijih, kerak, dan abu logam 34,6 juta dolar, mesin-mesin/pesawat mekanik 29,9 juta dolar; dan karet serta barang dari karet sebesar 21,8 juta dolar. Sedangkan komoditi yang mengalami penurunan selain bahan bakar mineral adalah ikan dan udang sebesar 32,2 juta dolar; perabot, penerangan rumah sebesar 69,0 juta dolar; serta kayu dan barang dari kayu sebesar 40,0 juta dolar. Selama periode Januari-Juni 2006, ekspor dari 10 golongan barang di atas memberikan kontribusi 50,37 persen terhadap total ekspor non-migas. Dari sisi pertumbuhan, ekspor 10 golongan barang tersebut meningkat 11,11 persen terhadap periode yang sama tahun 2005. Sementara itu, peranan ekspor non-migas diluar 10 golongan barang memberikan kontribusi 49,63 persen terhadap total ekspor non-migas. Jika dilihat dari negara tujuan, ekspor non-migas Indonesia pada bulan Juni 2006 ke Jepang, Amerika Serikat, dan Singapura masing-masing mencapai 1.065,9 juta dolar, 947,3 juta dolar dan 807,9 juta dolar, dengan peranan ketiganya mencapai 42,05 persen. Ekspor non-migas ke Jepang mengalami peningkatan terbesar yaitu 179,9 juta dolar, diikuti Singapura 112,8 juta dolar, Amerika Serikat 37,2 juta dolar, Korea Selatan 30,3 juta dolar, Australia 25,7 juta dolar, Uni Eropa 20,6 juta dolar, China 14,4 juta dolar dan Taiwan 3,4 juta dolar. Sementara penurunan bulan Juni 2006 terjadi pada ekspor non-migas ke Malaysia sebesar 152,7 juta dolar. Secara keseluruhan, total ekspor ke sembilan negara tujuan utama di atas naik 5,60 persen, lebih tinggi dibanding peningkatan ekspor non-migas keseluruhan sebesar 3,22 persen. Jika dilihat dari peranan dan perkembangan ekspor non-migas Indonesia menurut sektor, ekspor produk pertanian, produk industri, dan produk pertambangan masing-masing meningkat 23,51 persen 12,54 persen, dan 25,43 persen. Dilihat dari kontribusinya terhadap ekspor keseluruhan periode Januari-Juni 2006, kontribusi ekspor produk industri adalah sebesar 65,02 persen sedangkan kontribusi ekspor produk pertanian adalah sebesar 3,56 persen, dan kontribusi ekspor produk pertambangan adalah sebesar 9,25 persen, sementara kontribusi ekspor migas adalah sebesar 22,18 persen. Peningkatan impor Nilai impor Indonesia selama bulan Juni 2006 mengalami peningkatan 12,00 persen dibanding impor bulan Mei 2006, yaitu dari 5.061,1 juta dolar menjadi 5.668,2 juta dolar. Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan impor migas dan non migas masing-masing sebesar 445,7 juta dolar (26,32 persen) dan 161,4 juta dolar (4,79 persen). Lebih lanjut peningkatan impor migas disebabkan oleh peningkatan impor hasil minyak sebesar 473,6 juta dolar (50,65 persen) sedangkan impor minyak mentah sedikit menurun sebesar 27,9 juta dolar (3,68 persen). Selama semester I tahun 2006 nilai impor meningkat sebesar 1,31 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu dari 28.463,3 juta dolar menjadi 28.836,0 juta dolar. Peningkatan terjadi pada impor migas yaitu sebesar 12,80 persen, sebaliknya impor non migas menurun sebesar 3,14 persen. Secara lebih rinci peningkatan impor migas disebabkan oleh peningkatan minyak mentah (2,76 persen) dan hasil minyak (22,00 persen). Perkembangan nilai impor migas dan non migas selama bulan Juni 2001 sampai dengan Juni 2006 menunjukkan impor non migas selalu lebih tinggi dibanding impor migas. Besaran nilai impor non migas selama periode tersebut setiap bulannya mencapai lebih dari dua kali lipat nilai impor migas. Dari sepuluh golongan barang utama impor non migas, enam golongan barang mengalami peningkatan pada bulan Juni 2006 dibanding Mei 2006 yaitu kapal laut dan bangunan terapung naik 79,5 juta dolar (56,26 persen), gandum naik 68,5 juta dolar (96,07 persen), mesin/peralatan listrik naik 36,5 juta dolar (15,75 persen), besi dan baja naik 18,5 juta dolar (8,08 persen), plastik dan barang dari plastik naik 4,3 juta dolar (3,02 persen) dan kendaraan dan bagiannya naik 1,9 juta dolar (1,30 persen). Sementara itu, empat golongan barang lainnya mengalami penurunan. Dari empat golongan barang yang mengalami penurunan, dua golongan barang mengalami penurunan di atas 25,0 juta dolar yaitu bahan kimia organik turun 43,6 juta dolar (14,31 persen) dan mesin dan pesawat mekanik turun 30,5 juta dolar (5,12 persen). Dua golongan barang lainnya menurun di bawah 25,0 juta dolar yaitu kapal terbang dan bagiannya turun 7,6 juta dolar (7,79 persen), dan barang-barang dari besi dan baja turun 6,2 juta dolar (5,68 persen). Selama semester I tahun 2006 nilai impor non migas mencapai 19.867,9 juta dolar atau menurun 3,14 persen dibanding periode sebelumnya, demikian juga impor untuk sepuluh golongan barang utama diatas menurun sebesar 7,66 persen. Dilihat dari peranan terhadap total impor non migas selama semester I tahun 2006, mesin dan pesawat mekanik memberikan peranan terbesar yaitu 17,49 persen, diikuti bahan kimia organik sebesar 8,44 persen, mesin/peralatan listrik sebesar 6,95 persen,besi dan baja sebesar 6,49 persen, kendaraan dan bagiannya sebesar 6,32 persen. Sementara itu, impor plastik dan barang dari plastik sebesar 4,28 persen, kapal terbang dan bagiannya sebesar 3,27 persen, dan barang-barang dari besi dan baja sebesar 3,13 persen. Dua golongan barang berikutnya kapal laut dan bangunan terapung dan gandum masing-masing menyumbang sebesar 2,99 persen dan 2,49 persen. Peranan impor sepuluh golongan barang di atas mencapai 61,85 persen dari total impor non migas dan 42,61 persen dari total impor keseluruhan. Dari total nilai impor non migas Juni 2006 sebesar 3.529,1 juta dolar sebanyak 19,15 persen berasal dari ASEAN, dan 14,78 persen dari Uni Eropa. Berdasarkan negara asal utama, impor non migas dari Cina merupakan yang terbesar yaitu sebesar 459,5 juta dolar atau 13,02 persen dari keseluruhan impor non migas, diikuti Jepang sebesar 376,9 juta dolar (10,68 persen), Amerika Serikat sebesar 327,7 juta dolar (9,29 persen), Singapura sebesar 283,4 juta dolar (8,03 persen), Australia 243,1 juta dolar (6,89 persen), Thailand 236,8 juta dolar (6,71 persen), Korsel 144,4 juta dolar (4,09 persen). Sedangkan impor non migas dari Jerman 116,2 juta dolar (3,29 persen), Malaysia 124,2 juta dolar (3,52 persen), Taiwan 92,7 juta dolar (2,63 persen), Perancis 84,6 juta dolar (2,40 persen), Inggris 70,9 juta dolar (2,01 persen). Secara keseluruhan, keduabelas negara utama di atas memberikan peran sebesar 72,55 persen dari total impor non migas. Perkembangan impor menurut golongan penggunaan barang selama semester I tahun 2006 menunjukkan bahwa dari tiga golongan penggunaan barang impor, satu golongan barang mengalami penurunan yaitu impor bahan baku/penolong yang turun 0,18 persen menjadi 22.215,0 juta dolar. Sementara dua golongan barang lainnya yaitu barang konsumsi dan barang modal masing-masing mencapai 2.423,0 juta dolar dan 4.198,0 juta dolar atau meningkat 12,05 persen dan 3,75 persen. Peranan impor konsumsi dan barang modal dalam struktur impor Indonesia selama semester I tahun 2006 mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni masing-masing dari 7,60 persen menjadi 8,40 persen dan dari 14,21 persen menjadi 14,56 persen. Sebaliknya peranan impor bahan baku/penolong mengalami penurunan yaitu dari 78,19 persen menjadi 77,04 persen. (*)

Pewarta: Oleh Unggul Triratomo
Copyright © ANTARA 2006