Dinamika krisis ekonomi global memiliki dampak kepada semua negara
Yogyakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang melemah dua bulan terakhir bukan pertanda Indonesia menghadapi krisis ekonomi yang parah, kata Ketua Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad.

"Meskipun dampak yang ditimbulkan juga tidak kecil, krisis tersebut mengingatkan pengambil kebijakan ekonomi agar selalu mempersiapkan diri dalam menghadapi dinamika kondisi ekonomi global," katanya di Yogyakarta, Kamis.

Saat memberikan kuliah umum di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada (UGM), ia mengatakan krisis ekonomi itu membuat pengambil kebijakan ingat bahwa kerentanan selalu ada, dan harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya.

"Dinamika krisis ekonomi global memiliki dampak kepada semua negara. Di Indonesia, magnitude cukup besar, karena adanya defisit neraca pembayaran ekspor impor," katanya.

Ia mengatakan, meskipun pemerintah telah mengeluarkan paket kebijakan ekonomi dalam mengatasi krisis tersebut, dibutuhkan implementasi yang baik di lapangan, agar direspons positif oleh pasar.

Namun, pengalaman menghadapi goncangan krisis ekonomi 1998 dan 2008, banyak pelaku ekonomi terutama dari kalangan industri jasa keuangan mampu menghadapi krisis tersebut dengan baik.

"Saya berharap industri keuangan kita masih bisa bekerja. Ibarat naik pesawat kita sedang kena turbulensi, sehingga perlu pakai sabuk pengaman," katanya.

Menurut dia, kondisi dunia perbankan dan industri jasa keuangan itu masih cukup baik, terutama dalam likuiditas dan permodalan.

"Masih berjalan cukup baik. Kalau pun ada potensi shock akan direspons segera, karena terus dipantau oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," katanya.

Ia mengatakan, hingga saat ini OJK menerima ribuan pengaduan dari masyarakat. Pada umumnya aduan terkait klaim asuransi yang tidak dibayar atau dicurangi oleh agen asuransinya. karenanya masyarakat harus berhati-hati agar tidak tertipu oleh iklan investasi bodong dari perusahaan yang tidak jelas.

Pewarta: Bambang Sutopo Hadi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013