Jakarta (ANTARA News) - Sejumlah tokoh agama menyampaikan orasi mengecam tindakan brutal Israel, dalam Aksi Sejuta Umat Menentang Agresi Israel terhadap Lebanon dan Palestina, di depan Bunderan Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu. Tokoh-tokoh agama yang hadir dalam aksi tersebut berasal dari ormas Islam, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Persatuan Gereja Indonesia (PGI), Hindu, Buddha, Kong Hucu dan perwakilan Gereja Ortodok Indonesia Salah seorang perwakilan tokoh agama, Abdullah Gymnastiar, membacakan pernyataan sikap dari Rakyat Indonesia Bersatu Untuk Perdamaian (RIB-UP) yang berisi lima pernyataan. Pertama, mengutuk sejeras-kerasnya Amerika Serikat (AS) dan Israel yang telah melakukan kejahatan kemanusiaan dan melakukan tindakan teroris nyata. Kedua mendesak PBB mengambil tindakan nyata untuk menghentikan agresi Israel. Ketiga, mereka juga menuntut AS untuk mengakhiri standar ganda dan menghentikan dukungannya pada Israel. Mendesak seluruh dunia dan bangsa-bangsa Arab untuk menghentikan ketergantungan pada AS. Terakhir, mereka menyatakan akan menggalang solidaritas berupa penghimpunan bantuan kepada rakyat Palestina dan Lebanon. Para tokoh lintas agama juga menyerukan supaya Israel dimajukan ke Pengadilan Internasional dan PBB menghentikan perang. Bila PBB tidak dapat meredakan krisis ini, mereka juga menyerukan Indonesia keluar dari PBB. Setelah mendengarkan orasi dari tokoh-tokoh lintas agama, massa mulai bergerak menuju Gedung Perwakilan PBB yang telah dipagari oleh ratusan polisi dari Polsek Metro Tanah Abang. Di depan Gedung PBB massa juga menyampaikan orasinya. Ketua WHO perwakilan di Indonesia, Peterzen, yang menerima utusan aksi sejuta umat di depan Gedung PBB mengatakan bahwa ia tidak punya kapasitas untuk menjawab dengan mengatasnamakan PBB, namun dia akan menyampaikan surat pernyataan sikap yang diterimanya ke Sekjen PBB, Koffi Anan. Akibat aksi sejuta umat yang diikuti oleh ratusan ribu orang itu menyebabkan terhambatnya jalur khusus buswas Trans-Jakarta. Kepala Bidang Operasional Busway, Rene Nunumete, mengatakan ada pengalihan pelayanan dari Setia Budi ke Tanah Abang, Cideng ke Harmoni. "Pelayanan Busway dari arah utara ke selatan masih tetap normal," katanya. Hingga berita ini disiarkan aksi masih berlangsung. Massa terus mengalir menuju Kedutaan Besar Amerika Serikat dan akan berakhir di Istana Merdeka. (*)

Copyright © ANTARA 2006