Jakarta (ANTARA News) - Banyak di antara demonstran aksi sejuta umat yang berlangsung di Jakarta, Minggu, mengusung gambar-gambar para korban kekejaman militer Zionis Israel yang dalam agresinya ke Palestina dan Lebanon didukung Amerika Serikat (AS). Massa pengunjuk rasa yang tergabung dalam aksi demonstrasi "Rakyat Indonesia Bersatu untuk Perdamaian" itu juga mengusung beragam spanduk dan poster yang pada intinya mengecam kekejaman Israel yang telah membunuhi ratusan warga sipil dan menghancurkan fasilitas umum di kedua negara tersebut. Para demonstran dari berbagai latarbelakang agama itu membawa bendera nasional Palestina dan Indonesia, serta bendera dari organisasi, seperti Gema Nusa, Muhamadiyah, Darut Tauhid, dan partai politik. Mereka memulai aksinya dari Bundaran HI dan bergerak ke depan gedung Perserikatan Bangsa-Bangsa, an ke Kedutaan Besar Amerika Serikat dan depan Istana Merdeka. Aksi sejuta umat dengan tema Rakyat Indonesia Bersatu Untuk Perdamaian (RIB-UP) Menentang Agresi Israel itu tidak hanya diikuti para tokoh dan umat Islam, tetapi juga oleh umat dan tokoh agama lain, seperti Katolik dan Konghucu. Seorang biarawati Katolik, Olivia, mengikuti aksi yang berlangsung pada hari Minggu (6/8) di tiga lokasi masing-mawing Bundaran Hotel Indonesia (HI), kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan di depan Kedubes Amerika, Jakarta. Menurut Olivia, ketika ditemui, di Jakarta, Minggu, semua umat beriman pasti akan mencintai perdamaian dan aksi sejuta umat ini adalah aksi untuk perdamaian yang patut didukung. "Seperti ajaran dalam agama saya yaitu cinta kasih, maka perang sama sekali tidak relevan dengan ajaran itu. Apalagi banyak korban tak berdosa seperti anak-anak yang sudah berjatuhan," ujar biarawati asal Tarekat Maria Mediatrix itu. Agresi Israel ke Lebanon sejak 12 Juli lalu telah menewaskan lebih dari 800 warga sipil, termasuk seorang tenaga kerja Indonesia asal Sukabumi, Jawa Barat. Sebelum menggempur kekuatan Hizbullah di selatan Lebanon yang menewaskan anak-anak, wanita dan orang tua itu, Israel yang didukung AS telah meluluhlantakkan sebagian wilayah Palestina dan menanggapi para pejabat pemerintah Palestina. Konflik di kawasan itu dipicu oleh ditahannya seorang tentara Israel oleh pejuang Palestina dan dua orang tentara Zionis itu oleh pejuang Hizbullah (Lebanon).(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006