Washington (ANTARA) - Senator Bernie Sanders mengatakan Pemerintah Amerika Serikat ikut terlibat dalam bencana kemanusiaan di Gaza, dan rencana Gedung Putih mengirim 14 miliar dolar AS (sekitar Rp218,6 triliun) ke Israel, yang mengancam melakukan invasi darat di Rafah, Jalur Gaza selatan, tidak dapat diterima.

“Salah satu bencana kemanusiaan terburuk dalam sejarah modern kini terjadi di depan mata kita di Gaza hari ini, dan kita, sebagai Pemerintah Amerika Serikat, ikut terlibat,” kata Sanders, Jumat (9/2) menjelang pemungutan suara prosedural di Senat AS mengenai apakah Washington akan melanjutkan atau tidak bantuan keamanan untuk Israel dan Ukraina.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memerintahkan tentaranya untuk mengembangkan rencana ganda untuk mengevakuasi warga sipil dari Rafah dan mengalahkan  batalyon Hamas yang tersisa di wilayah perbatasan Gaza-Mesir itu.

Pertanyaan yang harus diajukan Kongres AS adalah berapa banyak lagi anak-anak dan orang-orang tak berdosa yang akan “dihancurkan” Netanyahu dalam proses ini, kata Sanders.

Ia juga menuding Netanyahu tidak memiliki rencana selain menyebabkan kehancuran total di Gaza.

"Kongres AS siap menggelontorkan 14 miliar dolar untuk bantuan militer kepada pemerintahan sayap kanan Netanyahu. Dan 10 miliar dolar dari dana ini benar-benar tidak dibatasi dan akan memungkinkan Netanyahu membeli lebih banyak bom. Ia benar-benar telah menggunakannya untuk meratakan Gaza dan membunuh ribuan anak-anak,” kata Sanders.

Baca juga: Palestina: serangan Israel ke Rafah pelanggaran yang tak bisa diterima

Dia kemudian bertanya apakah Kongres akan memberi Netanyahu lebih banyak bantuan militer sehingga bisa “memusnahkan” ribuan pria, wanita, dan anak-anak.

Sanders menegaskan bahwa dia akan menentang RUU tersebut dan mendesak rekan-rekannya untuk melakukan hal yang sama.

Meskipun Mahkamah Internasional telah memerintahkan Israel untuk mencegah tindakan genosidanya di Gaza, Tel Aviv terus melancarkan serangannya di daerah kantong padat penduduk itu. Menurut otoritas kesehatan Palestina, aksi barbar militer Israel ini telah menewaskan sedikitnya 27.947 warga Palestina dan melukai 67.459 orang lainnya. 

Serangan Israel itu juga menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa pengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan.

PBB mencatat 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut pun rusak atau hancur akibat gempuran mesin-mesin perang Israel.

Israel menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh para pejuang Hamas Palestina pada 7 Oktober 2023. Serangan tersebut, menurut Tel Aviv, menewaskan 1.200 orang.

Baca juga: WHO catat 721 serangan Israel atas fasilitas kesehatan di Gaza





Sumber: AnadoluS

Penerjemah: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2024