Lanzhou (ANTARA) - Sebuah boneka bernama "Happy Loong" baru-baru ini menarik perhatian para pengunjung Museum Provinsi Gansu di China barat laut. 

Dibuat berdasarkan ornamen emas Dinasti Ming (1368-1644) yang berbentuk loong, atau naga China, lebih dari 1.000 boneka loong yang gemuk dan menyeringai ini terjual pada pekan pertama setelah debutnya tahun ini.

Wu Xiaoyu, perancang mainan tersebut, mengatakan bahwa tim perancang produk budaya kreatif museum itu ingin menciptakan versi yang lebih menggemaskan dan ceria dari naga China tradisional guna menyesuaikan dengan selera anak muda.

Dibentuk pada 2015, tim ini terdiri dari 12 desainer muda, dengan desainer yang termuda masih berusia 24 tahun.

Pendekatan inovatif terhadap suvenir museum ini mencerminkan tren membuat produk budaya menjadi lebih menarik bagi para pengunjung museum muda China, sehingga meningkatkan pendapatan di berbagai museum.

Sebagai contoh, toko daring Museum Istana menawarkan suvenir lucu yang menampilkan para kaisar dalam sejarah China. Suvenir ini bervariasi, mulai dari lipstik dan kipas hingga pita perekat dan dompet, dan mendapatkan sambutan hangat dari para pelanggan.

Tak jauh berbeda, Museum Provinsi Liaoning mengembangkan hampir 300 jenis produk budaya, menghasilkan pendapatan sebesar 14 juta yuan (1 yuan = Rp2.180) atau sekitar 2 juta dolar AS (1 dolar AS = Rp15.685) pada 2023.

Menurut Cui Youxin, kepala pusat produk budaya kreatif di Museum Provinsi Gansu, keberhasilan suvenir inovatif ini terletak pada kemampuannya untuk memenuhi permintaan kaum muda yang mencari relaksasi dan individualitas.

Namun, Cui menekankan bahwa untuk menciptakan produk budaya yang benar-benar inovatif, dibutuhkan pengetahuan yang mendalam tentang peninggalan budaya dan latar belakang sejarahnya.

"Hanya yang berakar kuat di tanah sejarah dan budaya China yang dapat bertahan melewati ujian waktu," katanya.

Selain "Happy Loong", Museum Provinsi Gansu menawarkan sejumlah boneka yang terinspirasi oleh apsara terbang dari Gua Mogao dan kuda perunggu berderap dari Dinasti Han Timur (25-220), yang seluruhnya memadukan kekayaan sejarah dengan ketertarikan Generasi Z.

Gao Yafang, kepala sekolah tinggi pariwisata di Universitas Seni dan Ilmu Pengetahuan Lanzhou, mengatakan bahwa suvenir semacam itu memiliki potensi untuk merangsang minat generasi muda terhadap warisan budaya dan mendorong mereka untuk melestarikan budaya tradisional.

Ke depannya, pasar suvenir museum di China diperkirakan akan terus berkembang.

Konferensi kerja ekonomi pusat China pada Desember 2023 mengusulkan agar negara itu secara aktif mengembangkan titik pertumbuhan konsumsi baru seperti barang-barang trendi bergaya China pada 2024.

Hal ini memberikan peluang yang berlimpah bagi para perancang seperti Wu.

"Kami akan terus melakukan yang terbaik untuk mengembangkan berbagai produk yang inovatif dan memuaskan," katanya. "Kami melakukan ini dengan penuh cinta dan antusiasme."

Pewarta: Xinhua
Editor: Citro Atmoko
Copyright © ANTARA 2024